MAGELANG (SUARABARU.ID) – Balai Konservasi Borobudur telah menutup 56 dari 72 stupa yang ada di Candi Borobudur dengan plastik terpaliun.
“ Ke-56 stupa tersebut terdiri atas 32 buah yang ada di teras delapan dan 24 lainnya di teras sembilan. Sedangkan yang belum ditutupi sebanyak 16 stupa di teras 10 dan satu stupa besar atau stupa induk yang ada di bagian paling puncak,” kata Pamong Budaya Ahli Madya Balai Konservasi Candi Borobudur, Yudi Suhartono, Selasa ( 24/11).
Yudi mengatakan, selain 56 stupa, batuan candi andesit lainnya yang ada di Candi Borobudur yang sudah ditutupi terpal tersebut, yakni di lorong lantai tiga, empat, lima dan lantai enam.
Menurutnya, penutupan batuan stupa dan lorong lantai candi tersebut sebagai salah satu mitigasi kebencanaan, menyusul meningkatnya aktivitas vulkanik Merapi sejak 5 November lalu.
Ia menambahkan, penutupan batuan candi yang ada di candi peninggalan Dinasti Syailendra tersebut yang dilakukan sejak 10 November kemarin tersebut, bertujuan untuk mencegah pelapukan batuan yang disebabkan karena proses kimiawi dari abu vulkanik Merapi.
“Berkaca pada erupsi Merapi tahun 2010 dan erupsi Gunung Kelud 2014, kami dari menutup semua batuan yang ada di Candi Borobudur dengan terpal khusus,” ujarnya.
Yudi menjelaskan, pada erupsi Merapi 2010 silam, abu vulkanik tersebut masuk ke dalam stupa yang berlubang, sehingga sangat susah dibersihkan dan bisa menyebabkan pelapukan batuan candi.
Selain itu, abu vulkanik tersebut juga menyumbat aliran air di drainase yang ada di lantai lorong-lorong candi. Sehingga, batuan di lantai Lorong candi juga perlu ditutupi dengan terpaliun.
Ia mengatakan, , plastik terpal yang digunakan untuk menutup lantai lorong candi dan stupa tersebut, merupakan terpal khusus dan sangat berkualitas, sehingga bisa tahan dalam waktu yang lama.
Yon-trs