JEPARA (SUARABARU.ID) – Jumat (20/11-2020) malam Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Jepara, Muh Ali mengumumkan kembali penambahan warga Jepara yang terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium sepanjang pada hari ini sebanyak 42 orang.
Jumlah ini didapat dari pemeriksaan 333 sampel. Dengan demikian psotof rate Jepara pada hari ini mencapai 12,6 persen. Jauh melampaui target WHO yang hanya sebesar 5 persen dan juga target nasional.
Ini angka penambahan tertinggi setelah Jepara masuk pada zona orange pada 9 Agustus lalu. Sebelumnya juga diumumkan dalam 3 hari terakhir penambahan kasus di Jepara mencapai 106 orang. Kini tingkat resiko Jepara bukan mendekati zona kuning tetapi nampak trend menuju kembali ke zona merah.
Dengan penambahan 42 warga ini jumlah warga Jepara yang terpapar Covid-19 menjadi 2.409 orang. Walaupun jumlah yang sembuh bertambah hingga mencapai 1.873 orang atau 77,75 persen, tetapi angka kematian juga masih sebesar 7,22 persen atau 174 orang.
Sedangkan angka yang masih terkonfirmasi 15,03 persen atau 362 orang. Diantara warga yang masih dirawat ini 275 orang melakukan isolasi mandiri dan 87 dirawat diberbagai fasilitas kesehatan dengan rincian di Jepara 46 orang dan luar daerah 41 orang. Banyaknya warga yang dirawat isolasi mandiri ini menurut sumber SUARABARU.ID menjadi penyebab utama penularan pada keluarga.
Ironisnya justru aktivitas masyarakat semakin longgar. Sedangkan Satgas Kabupaten, Kecamatan, dan Desa hingga Jogo Tonggo yang ada di tingkat RW juga kurang menampakkan greget dalam penanggulangan penyebaran Covid-19. Karena itu orang semakin abai.
Ajak Masyarakat Terlibat
Sementara itu Humas Satgas Penanganan Covid-19 Jepara, Budi Santoso mengajak semua elemen masyarakat untuk terlibat dalam pencegahan penyebaran Covid-19. “Caranya dengan menerapkan proptokol kesehatan dalam kehidupan priubadi, keluarga dan masyarakat. Memakai masker, mencuci tangan dfan menghindari kerumunan hakekatnya adalah melindungi diri dari penyebaran virus ini” ujar Budi Santoso.
Dalam masyarakat paternal, peran tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat penting untuk menjadi teladan protokol kesehatan. “Harapan kami tumbuh kesadaran bersama untuk melawan virus corona. Kita tentu tidak ingin kembali ke zona merah dan dilakukan kembali pengetatan kegiatan masyarakat” ungkap Budi.
Hadepe-ua