blank
Kiai Darodji (kiri), saat menyampaikan materi Lomba Jurnalistik Penulisan Kiprah Baznas, di Kantor Baznas Jateng, Semarang, Kamis (12/11/2020), didampingi Ketua PWI Jateng, Amir Machmud NS. Foto: riyan

SEMARANG (SUARABARU.ID)- Uang zakat yang dikumpulkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Tengah, dari tahun ke tahun menunjukkan grafik yang meningkat.

Pada tahun 2020 hingga bulan Oktober, zakat dari masyarakat yang terkumpul mencapai 45,8 miliar, jauh lebih meningkat dari angka penerimaan tahun 2017 sebesar Rp 18,2 miliar.

Menurut Ketua Baznas Jateng, Dr KH Ahmad Darodji MSi, iklim yang dibangun Gubernur Ganjar Pranowo dalam menggerakkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam berzakat, turut membantu kontribusi penerimaan Baznas.

Namun diakui dia, sesugguhnya masih banyak potensi yang bisa digali dari masyarakat, agar penerimaan zakat bisa lebih optimal.

”Dalam skala Nasional, sebenarnya Baznas Pusat berpotensi bisa menerima Rp 300 triliun dari zakat, tapi nyatanya baru Rp 11 triliun,” kata Kiai Draodji, dalam acara Gathering Wartawan Media untuk Sosialisasi Lomba Jurnalistik Penulisan Kiprah Baznas, di Kantor Baznas Jateng, Semarang, Kamis (12/11/2020).

BACA JUGA : Bupati Dorong BKK Kebumen Jadi Mitra Bisnis untuk Gerakkan Ekonomi

Baznas sendiri dibentuk berdasarkan Pasal 1 angka 7 dan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011, tentang Pengelolaan Zakat, yakni lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara Nasional.

Untuk itu, dalam lomba yang diadakan Baznas bekerja sama dengan PWI Provinsi Jateng ini, diharapkan turut menyosialisasikan peran Baznas, sehingga ikut menggugah kesadaran warga dan lembaga, untuk berzakat.

Ditambahkannya, kiprah nyata yang sudah dilakukan Baznas, di antaranya pemberian beasiswa bagi siswa SD/MI hingga SMA/MA, insentif bagi penyuluh agama Islam, pejuang kemerdekaan sampai mustahik konsumtif.

Selain itu, memberikan pendampingan dan pelatihan beternak, bertukang dan berwirasuaha. Salah satunya adalah pembuatan kornet sapi kaleng, yang dibagikan saat pandemi covid-19 ini.

Belum Digali
”Berzakat bukan sekadar menyucikan harta. Berzakat juga tidak membuat kita menjadi miskin. Dari hasil testimoni, warga yang kita dampingi tadinya kategori mustahik (penerima zakat-red) menjadi muzakki (para wajib zakat-red). Kita dorong ini, meskipun prosesnya panjang,” ujar mantan anggota DPR RI ini.

Darodji merujuk delapan kategori mereka yang berhak menerima zakat, yaitu fakir (orang yang tidak memiliki harta), miskin (orang yang berpenghasilan tapi tidak mencukupi), riqab (budak), gharim (orang yang memiliki banyak utang), mualaf (orang yang baru masuk Islam), fisabilillah (pejuang di jalan Allah), ibnu sabil (musyafir) dan amil zakat (panitia/ pengelola zakat).

Di bagian lain, Wakil Ketua III Baznas Drs HM Zain Yusuf MM menyatakan, pengumpulan zakat tahun ini menembus angka Rp 45 miliar. Angka itu belum optimal, karena masih ada potensi lain yang belum digali, seperti perguruan tinggi, BUMD, swasta dan masjid raya.

Dia menyebut beberapa manfaat yang sudah diterima mustahik, yaitu usaha yang berkembang. ”Di Klaten ada warung soto Baznas yang sudah berkembang. Demikian juga petani bawang di Brebes yang juga kami bantu,” ungkapnya.

Baru Sekarang
Sedangkan Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS menjelaskan, media merasa terpanggil, karena tanggung jawab moral menyebarkan informasi yang bisa menciptakan kemaslahatan bagi masyarakat, sekaligus meningkatkan kompetensi para jurnalis.

”Sebenarnya kami sudah diingatkan oleh Baznas, untuk segera menggelar lomba ini sejak Agustus lalu. Tetapi baru sekarang kami siap melaksanakan,” ujar Amir.

Sementara itu, dalam Lomba Jurnalistik Penulisan Kiprah Baznas yang digelar ini, dibagi menjadi empat kategori, yaitu jurnalis tulis, radio, foto dan televisi. Lomba memperebutkan total hadiah Rp 39 juta.

Karya yang dikirim ke panitia harus sudah dimuat di media masing-masing, dengan batas pemuatan mulai 14 November hingga 15 Desember 2020.

Hadir dalam kesempatan ini, Wakil Ketua I Baznas Dr H Rozihan SH MAg, Wakil Ketua II Drs H Sholihul Huda MM, Wakil Ketua IV Drs KH Ahmad Hadlor, Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI sekaligus Ketua Panitia Isdiyanto Isman, dan Wakil Ketua Bidang Kerja Sama Ade Oesman.

Riyan-Sol