blank
Kanit Regident Satlantas Polres Grobogan, Iptu Joko Susilo, saat memberikan wejangan kepada para pemohon SIM dalam sosialisasi cara berkendara yang baik dan benar di tengah pandemi Covid-19. Foto : hana eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Untuk menjaga kenyamanan dan ketertiban dalam berkendara, Satlantas Polres Grobogan mengadakan kegiatan preemtif dan preventif berupa sosialisasi. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka Operasi Keselamatan Candi Zebra 2020.

blank
Iptu Joko Susilo. Foto: Hana Eswe

Kanit Regident Satlantas Polres Grobogan, Iptu Joko Susilo turun langsung ke lapangan untuk memberikan wejangan terkait cara berkendara yang baik dan benar serta pentingnya mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi. Hal itu disampaikannya kepada para pemohon surat izin mengemudi (SIM) yang hendak mengurus SIM di Kantor Satpas SIM.

Dalam kesempatan itu, Iptu Joko menyampaikan kepada pemohon SIM agar dapat mengendarai kendaraannya di jalan raya. Baik itu pengemudi kendaraan roda dua, empat atau lebih. Hal ini penting agar tercegah dari insiden kecelakaan yang kerap terjadi akibat kurang hati-hatinya pengendara saat menjalankan kendaraannya.

“Kemarin kami mengadakan kegiatan preemtif dan preventif atau pencegahan dan imbauan kepada pemohon SIM. Kami memanfaatkan momen para pemohon SIM yang sedang menunggu proses pembuatan SIM,” katanya.

Pertama,  diberikan dulu imbauan kepada para pemohon agar tertib menggunakan protokol kesehatan saat melakukan perpanjangan maupun pembuatan SIM baru. “Selain itu, pengendara diminta  untuk tetap mengindahkan 3M yakni mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak sebagai upaya pencegahan Covid-19,” jelas Iptu Joko, saat ditemui, Rabu (4/11).

Setelah memberikan sosialisasi tentang 3M, pria yang pernah menjabat sebagai Kanit Turjawali ini memberikan tips-tips kepada para pemohon SIM. Tips yang paling utama adalah untuk pengendara sepeda motor.

“Untuk mengendarai sepeda motor harus berkendara dalam keadaan sehat, helm dan baju yang dipergunakan juga harus nyaman. Tidak boleh pakai sandal. Kemudian, sebelum berangkat, perangkat kendaraan harus dicek lagi dan dipastikan semuanya berfungsi, seperti lampu-lampu, rem, dan ban belakang. Kondisi ban perlu dicek bagian serat dan tekanan anginnya,” jelas Iptu Joko.

Pihaknya juga mengingatkan, teknis utama sebelum berkendara adalah membaca doa sebelum berangkat, memprediksi potensi-potensi yang membahayakan di beberapa tempat yang akan dituju seperti persimpangan, tikungan tajam dan perempatan.

“Kami juga berikan pemahaman tentang berkendara sambil menyalakan lampu sign tanda berbelok. Cara berbelok ini perlu diperhatikan, yaitu tiga menit sebelum belok, lampu sign harus segera dinyalakan.

Hal ini penting karena insiden kecelakaan rata-rata terjadi karena berbelok, sehingga perlu menghitung jarak aman dari objek yakni sekitar 60 meter. Yang perlu diingat, jangan sampai ketika mau belok kiri, lampu sign-nya kanan,” imbau bapak tiga anak ini.

Hana Eswe-trs