blank
Longsor di Desa Soco, Kecamatan Dawe awal kepan lalu. foto:dok/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Bencana longsor nampaknya menjadi ancaman bagi masyarakat yang tinggal didaerah rawan longsor khususnya yang berada diwilayah kecamatan Gebog dan Dawe. Apalagi, di tahun ini intensitas tanah longsor di Kudus cenderung meningkat dibanding tahun lalu.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus, Budi Waluyo mencatat, setidaknya terdapat 25 kejadian tanah longsor yang terjadi dari bulan Januari hingga September 2020. Angka ini melonjak tajam dibandingkan tahun 2019, yang hanya tercatat  9 kejadian longsor.

“Yang terakhir awal pekan lalu di Desa Soco, Kecamatan Dawe yang menewaskan dua orang,”kata Budi, Kamis (15/10).

Dijelaskan oleh Budi, dari dua wilayah kecamatan yang rawan longsor yakni Dawe dan gebog, terdapat disejumlah desa yang berada di sekitaran lereng pegunungan Muria.

Untuk Kecamatan Gabog terdapat di dua desa, yakni Dukuh Kambangan Desa Menawan dan Desa Rahtawu. Sedangkan Kecamatan Dawe terdapat disembilan desa, yakni desa Japan, Kajar, Colo, Ternadi, Dukuh Waringin, Glagah Kulon, Kuwukan, Bakaran, Piji dan Cranggang.

Desa-desa tersebut kata Budi, merupakan daerah dataran tinggi, perbukitan dan pegunungan dengan jumlah penduduk dan permukiman yang cukup banyak.

Apalagi lanjut Budi, tahun ini Indonesia mengalami fenomena La Nina sebagaimana yang diinformasikan BMKG, diprediksi curah hujan tinggi dan diatas normal serta akan lebih lama terjadi dibandingkan tahun lalu.

Untuk itu, pihaknya menghimbau pada masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor untuk lebih waspada dan tanggap terhadap bencana.

Tm-Ab