blank
Calon Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Calon Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyebut banyak sekali potensi daerah pegunungan ini yang harus terus dikembangkan. Butuh kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengembangkan potensi tersebut.

“Potensi alam Wonosobo sangat luar biasa. Baik di sektor pertanian, peternakan, pariwisata maupun usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ini menjadi modal berharga untuk bersama-sama memajukan daerah,” katanya, Senin (12/10).

Menurut mantan Ketua DPRD dan Ketua DPC PDI Perjuangan itu, melihat potensi alam yang ada, sebenarnya Wonosobo tidak layak menyandang predikat sebagai daerah termiskin nomer dua dari bawah di Jawa Tengah, setelah Kebumen.

“Karena itu, ke depan predikat sebagai daerah miskin harus bisa dihilangkan. Caranya, ya dengan menggali potensi alam yang ada. Selain itu, indikator kemiskinan di bidang lingkungan, kesehatan dan pendidikan musti dihilangkan,” tegas alumnus Unsiq Jateng di Wonosobo itu.

Reformasi Birokrasi

blank
Calon Wakil Bupati Wonosobo, M Albar. Foto : SB/Muharno Zarka

Sementara itu, Calon Wakil Bupati M Albar menambahkan tata kelola pemerintahan dan pembangunan aparatur sipil negara (ASN) dan perangkat desa perlu di benahi. Harus ada reformasi birokrasi untuk memberi pelayanan publik yang baik.

“ASN dan perangkat desa itu menjadi motor penggerak pelayanan masyarakat. Pelayanan publik harus lebih mudah, cepat dan praktis sehingga masyarakat bisa menikmati pelayanan birokrasi yang profesional,” tandas Ketua DPC PKB Wonosobo itu.

Selain ada reformasi birokrasi, sambungnya, juga harus ada revolusi mental di kalangan birokrasi dan masyarakat. ASN yang menduduki jabatan tertentu harus sesuai bidang yang dikuasai dan disiplin ilmu yang dimiliki. Sehingga tidak ada posisi jabatan yang salah tempat.

“Wonosobo dulu juga dikenal sebagai kota santri. Suasana dan ghiroh sebagai kota pusat pesantren, harus dikembalikan seperti dulu. Pesantren punya posisi yang tepat sebagai pendorong revolusi mental di masyarakat,” ujar alumnus UIN Walisongo Semarang itu.

Muharno Zarka-Wahyu