Bupati Pacitan, Indartato (kiri), berkenan memukul gong saat hadir dalam acara penyerahan bantuan masker dari Badan Kerjasama Antar-Desa (BKAD) Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.(Foto:Humas Pacitan)

PACITAN (SUARABARU.ID) – Bupati Pacitan Indartato, minta kepada semua Kepala Desa (Kades) dan seluruh perangkat, untuk mewaspadai mobilitas pendatang. Utamanya mereka yang berasal dari daerah zona merah, dengan tingkat penularan tinggi Covid-19.

Sementara itu, Dusun Bengkal, Tanjungsari, Pacitan, di-lockdown dan seorang karyawan salah satu Kantor Cabang Perbankan di Kabupaten Pacitan, meninggal setelah melakukan perjalanan ke luar kota. Sebelum ajal, dia menderita demam seperti influenza dan sesak napas.

Tujuan untuk mewaspadai pendatang, demi menghindarkan terjadinya klaster perjalanan. Bupati Pacitan, Indartato, menyatakan hal ini ketika menghadiri acara penyerahan bantuan masker dari Badan Kerjasama Antar-Desa (BKAD) Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Kamis (8/10), di Desa Sooka. ”Saat ini, klaster perjalanan mengalami peningkatan cukup banyak,” tegasnya.

Para aparat mendatangi Dusun Bengkal, Tanjungsari, Kabupaten Pacitan, untuk melaksanakan pengaturan pemberlakuan lockdown. Selama lockdown, masyarakat diberikan bantuan kebutuhan pokok.(Foto:Pemkab Pacitan)

Tim Humas Pemkab Pacitan, Rizky, Luky dan Arif, mengabarkan, apa yang disampaikan Bupati tersebut cukup beralasan. Data terkini dari gugus tugas, menunjukkan dari jumlah akumulatif pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 ada sebanyak 132 kasus. Dari jumlah ini, 76 diantaranya diketahui memiliki riwayat perjalanan. Surabaya dan Jakarta Raya, menjadi asal penularan terbanyak.

Zona Merah
Bupati meminta kepada semua pemangku wilayah, mengawasi betul jika ada  pendatang ke wilayahnya. Tidak hanya kepada orang luar, tapi terhadap warganya sendiri yang melakukan mobilitas bepergian atau datang dari daerah zona merah. Mereka diwajibkan untuk segera melapor.

Mematuhi protokol kesehatan (Prokes), tandas Bupati Indartato, menjadi cara paling efektif memutus mata rantai penularan virus corona. Sebab, selama ini belum ditemukan vaksin atau obatnya. Seluruh komponen masyarakat, diminta harus bersinergi serta memiliki kesadaran bersama, untuk mencegah pandemi Covid-19 agar tidak meluas.

Bersamaan dengan pemberlakuan kebijakan lockdown, petugas medis melaksanakan test swab kepada warga Dusun Bengkal, Tanjungsari, Kabupaten Pacitan.(Foto:Pemkab Pacitan)

Bupati Indartato, menyatakan, apa yang dilakukan BKAD Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, yang membagi-bagikan masker kepada masyarakat, merupakan upaya yang sangat membantu dalam menyadarkan masyarakat, tentang pentingnya mematuhi Prokes.

”Ini wujud kepedulian BKAD Kecamatan Punung,untuk membantu memutus mata rantai penularan Covid-19,” ungkap Ketua BKAD Kecamatan Punung, Eko Wahyudi.

Karantina Wilayah
Acara penyerahan bantuan masker BKAD Kecamatan Punung ini, juga dirangkai dengan peresmian pasar burung Desa Sooka Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Turut hadir dalam kegiatan ini, Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto bersama jajaran Forkompinda dan pejabat teras Pemkab Pacitan beserta pimpinan SKPD terkait, Camat Punung bersama jajaran Forkompincam.

Karantina wilayah selama 10 hari, terpaksa kembali diberlakukan di Dusun Bengkal, Tanjungsari, Kabupaten Pacitan. TIndakan lockdown ini, sebagai penyikapan terhadap merebaknya kasus Covid-19 di lingkungan tersebut.

Jajaran Forkompinda Pacitan, memimpin melepasterbangkan burung menandai peresmian Pasar Burung Sooka. Ini dilakukan bersamaan ketika digelar acara Bupati menyerahkan bantuan masker kepada warga.(Foto:Humas Pacitan)

Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan Percepatan (TGTPP) Covid-19 Kabupaten Pacitan, Rachmad Dwiyanto, mengonfirmasikan, terkait penutupan wilayah tersebut, Pemkab bertanggungjawab atas kebutuhan hidup warga selama karantina.

Bersama itu, juga dilakukan tes swab massal kepada 140 warga Dusun Bengkal. Ini karena sebelumnya, keluarga pasien terkonfirmasi ada yang meninggal dunia, dengan pemulasaraan jenazah tanpa standar protokol kesehatan. Keluarga tersebut juga menggelar kenduri atau kirim doa. ”Ini tentu harus kita waspadai, supaya virus tidak menyebar,” tendas Rahmad Dwiyanto.

Tim Gugus Kabupaten Pacitan, juga melakukan penyemprotan di salah satu Kantor Cabang Perbankan. Ini terkait karena sebelumnya salah satu karyawan perbankan tersebut, mengalami sakit dengan gejala influenza dan sesak napas. Sebelum dilakukan swab, yang bersangkutan keburu meninggal dunia. Dia memiliki riwayat usai melakukan perjalanan dari luar kota.

Bambang Pur