GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Sebagai bentuk penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang disahkan DPR RI beberapa waktu lalu, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar Refleksi Kebangsaan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di depan Gedung DPRD Kabupaten Grobogan, Kamis (8/10/2020) malam.
Simbolisasi dalam kegiatan refleksi ini dilakukan dengan Shalat Gaib dan tabur bunga. Hal ini melambangkan matinya hati nurani pemerintah dan para wakil rakyat.
Koordinator kegiatan tersebut, Supriyandik, mengatakan refleksi kebangsaan yang dilakukannya ini guna menyikapi isu-isu kebangsaan yang melanda negara ini. Menurut dia, Omnibus Law UU Cipta Kerja, yang pengesahannya dilakukan pemerintah masih payah dalam menangani pandemi Covid-19 ini.
“Pemerintah harusnya lebih serius dalam menangani pandemi covid-19 ini dulu. Jangan membuat kontrovensi dan suasana gaduh bangsa ini,”kata Supriyandik.
Kegiatan pertama dilakukan dengan shalat gaib yang dilanjutkan dengan doa bersama, pembacaan puisi dan penyampaian sikap bersama menolak tegas Omnibus Law UU Cipta Kerja karena dinilai telah membuat gaduh bangsa di tengah keprihatinan bencana pandemi covid-19.
Supriyandik menambahkan, pemerintah dan DPR RI terlaku tergesa-gesa untuk mengesahkan Omnibus Law UU Cipta Kerja. Karena itu, mereka meminta Mahkamah Konstitusi untuk membatalkan UU Cipta Kerja tersebut.
‘’Pemerintah dan DPR RI mestinya lebih terbuka dan membuka pintu aspirasi dengan dialog selebar-lebarnya. Terutama dengan pihak-pihak yang bersangkutan. Pemerintah dan DPR RI ini terlalu tergesa-gesa untuk memutuskan ini,” tambah dia.
Selanjutnya, IMM dan PMII juga meminta pemerintah semakin serius untuk menangani Covid-19. Mereka menilai, pandemi Covid-19 sudah membawa dampak besar di berbagai sektor, terutama bidang perekonomian bangsa.
‘’Mereka harusnya fokus untuk menanganani Covid-19 ini, sehingga bisa segera selesai dan perekonomian pun kembali pulih. Negeri ini sedang sakit karena pandemi Covid-19 . Jangan sampai mati hanya karena kebodohan para elit-elitnya,” imbuh Supriyandik.
Hana Eswe-Wahyu