blank
Seorang penonton yang mengenakan masker melintas di depan baliho Indonesia Basketball League (IBL) 2020 Seri VII di GOR Bimasakti, Malang, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020). Operator liga basket nasional memutuskan untuk membatalkan penyelenggaraan kompetisi IBL 2020 Seri VII guna meminimalisasi penyebaran virus corona di Indonesia. Antara

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Manajer Amartha Hangtuah, Ferri Juffry, mengaku kecewa dengan keputusan pembatalan kompetisi Liga Bola Basket Indonesia (IBL) musim 2020 yang dijadwalkan pada 13-27 Oktober tanpa adanya alasan jelas.

Menurut Ferri, persiapan IBL sampai saat ini sudah matang, termasuk soal protokol kesehatan, tes PCR secara berkala dan sistem gelembung yang bakal diterapkan selama kompetisi berlangsung.

“Kami kecewa bukan hanya Hangtuah, tapi juga IBL. Apalagi sudah ada rekomendasi BNPB dan Kemenpora,” kata Ferri saat dihubungi para pewarta di Jakarta, Rabu (7/10).

Operator IBL memutuskan membatalkan kompetisi musim ini dengan alasan grafik kasus infeksi dan kematian akibat COVID-19 di Indonesia masih belum melandai.

Ferri pun mempertanyakan apabila alasannya karena jumlah infeksi COVID-19 yang masih tinggi, semestinya sejak awal tak perlu ada proses penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara IBL dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Kami dengar kan alasannya karena jumlah kasus COVID-19 meningkat. Kalau masalah pandemi, kami berpendapat itu wewenangnya BNPB. Kalau begitu, dari awal mereka tidak akan tanda tangan (MoU).”

Rencana kelanjutan liga memang sebelumnya telah mendapat lampu hijau dan didukung penuh oleh pemerintah lewat surat rekomendasi dan penandatanganan MoU bersama BNPB.

MoU tersebut berisikan tentang penyelenggaraan olahraga yang aman COVID-19. Kerja sama itu merupakan komitmen penyelenggara dalam menjamin pelaksanaan kompetisi dengan memperhatikan secara penuh protokol kesehatan.

Sementara jika alasannya karena berpotensi menimbulkan keramaian, menurut Ferri, juga tak masuk akal sebab sejak awal IBL berkomitmen kompetisi diselenggarakan dengan sistem gelembung dan tanpa penonton.

“Dari sisi mana keramaian. Kami tidak ada penonton. Semua juga ada di satu hotel, kan tidak akan ada celah,” ujarnya.

“Kami kecewanya karena tidak direstui dan tidak mendapat jawaban konkrit kenapa dibatalkan,” tambah dia.

Ferri menambahkan jika berdasarkan rapat internal terakhir bersama IBL, kompetisi musim 2020 tidak akan dilanjutkan sehingga tidak ada juara. Sementara terkait kepastian liga musim depan belum dibahas lagi.

Ant/Muha