blank
Bupati Grobogan, Sri Sumarni saat menandatangani prasasti sebagai simbol diresmikannya RSUD Ki Ageng Selo dan Ki Ageng Getas Pendawa sebagai RSUD tipe D. Foto : hana eswe/ist.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Bupati Grobogan, Sri Sumarni, meresmikan dua RSUD baru yakni, RSUD Ki Ageng Selo dan Ki Ageng Getas Pendowo. Peresmian tersebut dipusatkan di RSUD Ki Ageng Selo, Rabu (23/9/2020).

Dalam sambutannya, Sri Sumarni mengatakan pasca peresmian, kedua RS ini siap operasional untuk melakukan pelayanan umum kesehatan pada masyarakat.

“Sebelumnya rumah sakit ini difungsikan sebagai rumah sakit lapangan, yakni khusus penanganan Covid-19. Maka setelah peresmian ini berarti RSUD Ki Ageng Selo dan RSUD Ki Ageng Getas Pendowo, dinyatakan sudah siap operasional melakukan pelayanan umum kesehatan pada masyarakat,” jelas Sri Sumarni.

Pihaknya menjelaskan, dua RS ini memiliki fasilitas yang sama, yakni 50 ruang perawatan pasien. Di samping itu, juga akan diusahakan untuk mengembangkan sarana prasarana pendukung, SDM, dan kelengkapan lainnya.

“Harapan kita semua, semoga dua RSUD tipe D ini menjadi fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terjangkau, berkualitas dan mendapat tempat di hati masyarakat Kabupaten Grobogan,” ungkap Sri Sumarni.

Legenda

Kedua rumah sakit di perbatasan wilayah timur dan barat Kabupaten Grobogan ini diberi nama sesuai dengan legenda ternama. Pasalnya, Ki Ageng Selo dan Ki Ageng Getas Pendawa merupakan tokoh besar yang terkenal di Kabupaten Grobogan.

Kepala Dinas Kesehatan Grobogan, dr Slamet Widodo menjelaskan RSUD Ki Ageng Getas Pendowo berada di Kecamatan Gubug. Keberadaannya di wilayah tersebut untuk meningkatkan status Puskesmas Gubug menjadi rumah sakit. Sedang, RSUD Ki Ageng Selo di Kecamatan Wirosari menempati gedung baru yang dibangun di Jalan Raya Purwodadi-Blora.

“RSUD Ki Ageng Getas Pendowo ini merupakan peningkatan status Puskesmas Gubug menjadi rumah sakit.  Untuk RSUD Ki Ageng Selo menempati gedung baru yang dibangun di Jalan Purwodadi-Blora,” ujar dr. Slamet.

Kedua RSUD ini dibangun dengan biaya Rp 60 Milyar. Pihaknya menjelaskan, pembiayaannya bersumber dari APBD.

Hana Eswe-Wahyu