TEGAL (FORUMWARGA.ID) – Acara ‘Jamasan Astono Amangkurat Agung’ yang digelar pihak Keraton Surakarta di makam Sunan Amangkurat 1 yang terletak di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal itu berlangsung secara tertutup untuk umum, Minggu (13/9/2020).
Keluarga serta kerabat keraton menggelar acara dengan sederhana karena kondisi pandemi Covid-19, sehingga acara yang biasanya dilaksanakan secara meriah, kali ini berlangsung tertutup. Bahkan dari pihak Pemerintah Kabupaten Tegal, Kecamatan dan Desa pun hanya diberikan surat pemberitahuan, tidak diundang secara langsung.
Meskipun demikian, warga masyarakat sekitar makam Sunan Amangkurat 1 tetap berdesakan ingin melihat prosesi ritual mencuci pusaka serta mengganti kelambu yang tiap tahun diadakan. Namun, dari pihak keraton tidak memperbolehkan warga masyarakat masuk ke area makam.
Acara diawali dengan kirab oleh abdi dalem keraton dari halaman sekitar makam menuju ke tempat pemakaman. Kemudian dilanjutkan dengan dzikir dan tahlil, selanjutnya jamasan pusakan serta pergantian penutup makam/kelambu.
Penjamasan dan pergantian kelambu makam Sunan Amangkurat 1 menurut salah satu kerabat Keraton Surakarta, Purwo Susongko, merupakan ritual yang tiap tahun diadakan sejak tahun 2006. Sebelum tahun tersebut, pihak keraton hanya datang untuk memotong rambut dan kuku yang masih tumbuh karena masih bisa dilihat, tidak dimakamkan secara umum. Akhirnya pada tahun 1956 dimakamkan seperti pada umumnya agar tidak menimbulkan polemik kaitan keyakinan.
“Sejak tahun 1956 sampai 2005 tidak ada acara khusus yang dilaksanakan keraton. Baru tahun 2006 pemerintah Kabupaten Tegal ikut partisipasi dengan memasukan kegiatan ini kedalam APBD Kabupaten Tegal,” tutur Purwo Susongko yang juga Dekan FKIP UPS Tegal.
“Untuk tahun ini, karena kondisi seperti ini, maka acara dilakukan secara sederhana tidak melibatkan Pemerintah Kabupaten Tegal, karena anggaran difokuskan untuk penanganan Covid-19,” jelasnya.
“Kami hanya minta doa restu dari masyarakat, semoga kebudayaan Jawa tetap eksis,” pungkasnya.
Ade Windiarto