PT Pertamina memberikan edukasi bagaimana cara menyintas pandemi secara virtual, dalam kegiatan webinar bertajuk Nongkrong Bareng Pertamina (NoBaper), Kamis (10/9/2020). Foto: hery priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Sebagai bentuk tanggung jawab sosial di kala pandemi covid-19, PT Pertamina memberi edukasi cara menyintas pandemi secara virtual, dalam kegiatan webinar bertajuk Nongkrong Bareng Pertamina (NoBaper), Kamis (10/9/2020).

Kegiatan yang dibuka General Manager PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV, Sylvia Grace Yuvenna, menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan di internal dan eksternal Pertamina.

Narasumber yang diundang seperti Area Manager Medical Pertamina MOR IV, Dr Fachrul Razy, CEO Dafam Group sekaligus Ketua Hipmi Jawa Tengah Billy Dahlan, serta Senior Public Policy and Government Relations Lead Tokopedia Hilmi Andrianto.

BACA JUGA : Lindungi Transaksi, GoPay Ajak Pengguna Aktifkan Fitur Biometrik

Menurut Unit Manager Communications & CSR Pertamina MOR IV, Anna Yudhiastuti, kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan, bahwa banyak kesempatan dan solusi yang bisa diambil di kala pandemi covid-19 ini, untuk meningkatkan kemandirian ekonomi serta peluang-peluang lainnya. Tentunya dengan tetap menaati protokol Kesehatan.

”Kegiatan NoBaper ini merupakan kegiatan rutin, sebagai sarana Pertamina berinteraksi, berkomunikasi serta memberikan edukasi kepada stakeholder internal maupun eksternal. Narasumber yang hadir memiliki latar belakang dan wawasan yang tepat, untuk dijadikan lesson learned maupun kesempatan baru terutama di saat pandemi ini,” ujar Anna.

Salah satu narasumber, Hilmi Andrianto, yang merupakan Senior Public Policy and Government Relations Lead Tokopedia menambahkan, di saat pandemi yang paling besar terdampak adalah, mereka para pelaku usaha baik UMKM maupun usaha besar yang bergerak di barang dan jasa.

Improvisasi dan Kreativitas
”Uniknya di saat pandemi, banyak improvisasi dan inisiasi yang dilakukan para pelaku usaha menjadi lebih kreatif, dan menghasilkan produk-produk yang belum pernah ada sebelumnya, agar usaha mereka tetap bertahan,” ungkap Hilmi.

Dia menyebutkan, ada salah satu usaha lokal yang hampir memutus hubungan kerja 80% karyawannya. Namun karena adanya improvisasi dan kreativitas, maka hal itu tidak dilakukannya.

”Sebagai salah satu e-commerce, Tokopedia menjadi “jembatan” bagi pembeli dan penjual, terutama UMKM untuk sama-sama bisa survived saat pandemi. Dan karena budaya literasi digital di Indonesia masih rendah, kami berusaha untuk mengubah mindset penjual maupun konsumen, agar mengikuti perkembangan teknologi digital saat ini,” pungkas Hilmi.

Hery Priyono-Riyan