KEBUMEN (SUARAARU.ID) – Nasib dua guru tidak tetap (GTT) di Kabupaten Kebumen sungguh membuat trenyuh. Meski telah mengabdi puluhan tahun hingga usia pensiun, tetap berstatus wiyata bhakti alias GTT.
Adalah Masamah, guru GTT di SDN Bumiharjo 1 Kecamatan Klirong, telah mengabdi selama 30 tahun, serta Sukamto, guru SMPN Poncowarno, juga telah mengabdi sebagai GTT selama puluhan tahun. Keduanya dilepas dalam acara GTT Purna Wiyata Bhakti yang dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen mewakili Bupati KH Yazid Mahfudz, di Aula PGRI, Sabtu (5/9).
Sebagai bentuk kepedulian sekaligus menghargai jasa pengabdiannya, PGRI Kabupaten Kebumen mengadakn acara Purnya Wiyata Bhakti tersebut sekaligus menyerahkan tali asih. Acara juga dihadiri Paguyuban GTT/PTT Kabupaten Kebumen, Kepala PGRI cabang atau kecamatan dan Korwil Dinas Pendidikan se Kebumen .
Menurut Ketua PGRI Kabupaten Kebumen Agus Sunaryo, tali asih itu bersumber dari urunan teman-teman GTT/PTT dan masing-masing menerima Rp.12.500.000. Sedangkan dari PGRI Kabupaten Kebumen diberikan Rp 10.000.000 sehingga kedua purna wiyata bhakti itu menerima Rp 22,5 juta.
Bupati Kebumen juga memberikan bingkisan dan menyampaikan penghargaan atas kinerja dan pengadian kedua GTT tersebut. Dalam sambutan tertulis dibacakan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen Mohamad Amirudin, Bupati Yazid Mahfudz sangat mengapresiasi pengabdian kedua GTT yang telah memasuki purna masih berstatus guru tidak tetap.
Bupati pun berpesan kepada kedua GTT yang purna bhakti itu untuk tetap melanjutkan pengabdian di tengah masyarakat, serta menjadi inspirasi dalam menebar kebaikan dan melakukan kegiatan positif bagi masyarakat.
Sedangkanh Ketua PGRI Kabupaten Kebumen Agus Sunaryo mengakui, sebagai organisasi wadah bagi profesi para guru, pihaknya menampung guru PNS maupun guru swasta. Bahkan semua GTT diharapkan bergabung dengan PGRI sebagai wadah bagi guru di daerah.
Agus Sunaryo yang juga Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen itu menyatakan,di satu sisi negara tentu memiliki cita-cita ideal maju dan hebat. Namun kenyataan masih ada nasib guru seperti dialami Bu Masamah dan Pak Sukamto.
Pihaknya mengharapkan paguyuban GTT dan PTT tetap ada sepajang masih ada GTT/ PTT. Apalagi di Kebumen ada sekitar 3.000 GTT/PTT guru yang saat ini menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan pendidikan di daerah.
Agus Sunaryo pun menegaskan, guru sebagai pofesi terhormat tetap akan dibutuhkan dan menjadi sinar terang dalam memajukan bangsa. Semaju apa pun ilmu pengetahua dan teknologi, tidak mungkin menggantikan peran guru sebagai pendidik dan memberikan pendidikan budi pekerti atau karakter bagi siswa.
“Pengetahuan dan teknologi bisa diperoleh dari google dan perangkat lain. Namun tidak akan mungkin karakter anak bisa ditanamkan tanpa peran para guru dalam mendidik anak-anak bangsa,”tegas mantan kepala SMAN 1 Kebumen itu.
Komper Wardopo