GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Guna memperindah jalan di wilayah Kota Purwodadi, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan melakukan penataan kanstin median jalan. Hal tersebut seperti terlihat di Jalan A. Yani dan Jalan Gajahmada Purwodadi.
Diungkapkan Kasi Pemeliharaan Sodik Riyanto, pemasangan kanstin ini diawali dengan pembongkaran dan pemasangan untuk meninggikan median tengah jalan agar terlihat bagus. Khususnya di wilayah batas sebelah barat Kota Purwodadi.
“Rencana akan kita pasang jalan juga untuk meninggikan median tengah jalan Ahmad Yani, batas kota, biar kelihatan bagus, karena dulu kanstin kita itu terpendam oleh cor-coran. Akhirnya, mau tidak mau kita harus meninggikan dengan pemeliharaan rutin,” ungkap Sodik, Selasa (1/9/2020).
Pemasangan kanstin ini mempergunakan sisa-sisa prosedeniu dari sisa pembongkaran MPP dan Simpang Lima. Sodik mengungkapkan, penggunaan prosedeniu ini tidak masalah sebab termasuk aset yang dimiliki DLH.
“Ahamdulilah ada sisa-sisa dari prosedeniu, karena itu merupakan aset dan hanya digunakan untuk kegiatan aset juga,” jelas Sodik.
Diperindah
Sementara kanstin yang sudah ditata kembali yakni di sisi sebelah utara Jalan S. Parman Purwodadi. Kanstin yang sudah diperbaiki pemasangannya langsung dicat dengan tiga warna yakni merah, putih dan hitam.
Meski sudah dicat, Sodik menjelaskan belum ditambahi tanaman karena saat ini masih memasuki musim kemarau.
“Saat ini musim kemarau, jadi kami tidak berani menanam, tetapi kami pertahankan dulu, karena itu adalah tanaman asoka jenis lama dan yang sudah ditanam lama. Jadi, kita cat biar cantik, tetapi tanamannya kita pertahankan dulu. Yang disela-sela, yang kosong akan kita tanami dengan tanaman yang serupa. Kalau nanti sudah musim hujan dan kalau bibit kita mencukupi, kita akan tanam disana,” tambahnya.
Sementara untuk kanstin median jalan di Jalan Gajahmada tergolong masih baru. Namun, di dalamnya diisi tanah urug. Pihak DLH meminta kepada kontraktor untuk mengganti dengan tanah subur.
“Untuk yang di jalan Gajah Mada itu kan baru, kemarin diisi tanah urug. Nah, kita minta ganti dengan tanah subur yaitu tanah merah dan kompos. Harapan kami bisa menambah RTH kami dan
akan bisa kami tanami dengan tanaman baru.”
“Kami akan kirim surat. Suratnya sudah jadi dan akan segera kami kirim hari ini ke Balai Besar Purwodadi dan Bina Marga Jawa Tengah. Namun, karena dasarnya itu cor, maka kami hanya bisa
menanaminya dengan tanaman kecil,” tutup Sodik.
Hana Eswe-Wahyu