Momen membahagiakan saat penyerahan ijazah dari Kepala SMK Negeri 1 Cepu, Saedan, disaksikan Komite Sekolah setempat, Solikin (kanan) dan Ketua LSM Ampera Blora, Singgih Hartono. Foto: SB Wahono

BLORA (SUARABARU.ID)– Ternyata tidak hanya enam ijazah kelulusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Migas Cepu, Blora, yang tertahan di sekolah selama berbulan-bulan. Terkuak juga, sembilan ijazah siswa SMK Negeri 1 Cepu, juga tertahan di sekolahnya.

Penahanan ijazah itu diduga lantaran siswa yang lulus menunggak pembayaran ratusan ribu rupiah, sehingga enggan datang dan tidak berani ke sekolah untuk mengambil ijazahnya.

”Saya belum bisa melunasi tunggakan uang pembayaran. Jadi saya nggak berani mengambil ijazah,” ungkap Sunik Fitriana, salah satu alumni (PM 1) SMK Negeri di Kota Minyak Cepu, Rabu (26/8/2020).

BACA JUGA : Patroli Polsek Bogorejo, Ajak Warga Taati Inpres No 06 Tahun 2020

Alasan yang sama dibeber Mila Rhosita, juga lulusan (PM 1) SMK Negeri 1 Cepu, yang tidak mengambil ijazahnya, lantaran masih punya tunggakan pembayaran di sekokahnya.

Namun kegelisahan para siswa itu terhapus, setelah pada Rabu (26/8/2020), pihak sekolah menyerahkan ijazahnya tanpa harus membayar.

Alhamdulillah, ijazah saya dan kawan-kawan sudah diserahkan kepala sekolah. Matur nuwun sekali,” ungkap Aulia A. Fatmawati, alumni (PM 2) SMK Negeri 1 ini.

Sebelumya tersiar kabar, mantan Siswa SMK Negeri 1 dan SMK Migas Cepu, Kabupaten Blora, mengeluh adanya penahanan Ijazah.

Penahanan ijazah itu dilakukan, lantaran mereka belum melunasi tunggakan pembayaran uang kenang-kenangan dan tunggakan lainnya, yang besarnya per siswa mencapai ratusan ribu rupiah.

Namun berkat mediasi dari Ketua LSM Ampera Jateng Cabang Blora, Singgih Hartono, ijazah milik siswa lulusan 2018/2019 bisa keluar dan diterima langsung pemilikya dengan baik.

Di SMK Negeri 2 Cepu, ada sekitar sembilan orang lulusan 2018/2019 mendatangi sekolah itu. Mereka datang dengan didampingi Ketua LSM Ampera, Singgih Hartono, untuk mempertanyakan nasib ijazah yang tertahan di sekolah itu.

 

Proses mediasi Kepala SMK Negeri 1 Cepu dengan mantan siswanya, oleh LSM Ampera Jateng Cabang Blora. Foto: SB/Wahono

WA Gubernur

Perlu diketahui, para alumni ini semula telah mendatangi sekolah untuk mengambil ijazah. Namun ada penolakan dari sekolah, karena masih ada tunggakan.

Lantas mereka bersama orang tuanya menyampaikan keluhannya kepada Singgih Hartono, pemerhati sosial yang juga anggota Dewan Pendidikan (Wandik) Kabupaten Blora.

Singgih kemudian melakukan klarifikasi dan mediasi dengan pihak sekolah. Kali ini dengan mendatangi langsung ke SMK Negeri 1 Cepu, bersama juga pengurus PWI dan sejumlah siswa.

Singgih memberi perhatian khusus soal ijazah yang tertahan itu, karena merasa simpati kepada para siswa. Selain itu juga atas saran melalui pesan WhatsApp (WA) dari Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

”Saya datang ke sekolah ini, karena saran Gubenur Jateng Pak Ganjar via WA, monggo ini WA-nya,” beber Singgih, pada Kepala SMK Negeri 1 Cepu, Saedan.

Menurut dia, info ada penahanan ijazah tidak hanya terjadi di satu sekolah ini saja. Sehari sebelumnya, dia juga memediasi masalah yang sama terhadap enam ijazah yang tertahan di SMK Migas Cepu, dan akhirnya juga selesai dengan baik.

”Ternyata hanya miss komunikasi antara Kasek, staf TU dan siswa,” kata Singgih Hartono.

Wajah Gedung SMK Negeri 1 Cepu, Kabupaten Blora, Jateng. Foto: SB/Wahono

Segera Diambil

Sementara itu, Kepala SMK Negeri 1 Cepu, Saedan, membantah adanya penahanan ijazah. Semua ini karena bagian Tata Usaha (TU) hanya melaksanakan kebijakan kepala sekolah yang lama.

Menurut Saedan, apabila orang tua datang ke sekolah menyampaikan masalahnya dengan baik, pihaknya pasti akan menyelesaikan masalah ijazah dengan baik pula.

”Sebenarnya bilang saja tidak punya uang untuk membayar, terlebih di masa pandemi covid-19, semua pasti selesai dengan baik,” kata Saedan.

Terbuka saja, lanjut Kepala SMK Neger 1 Cepu, tidak pernah ada penahanan ijazah. Sekolah juga  tidak ingin mempersulit siswa dan mantan siswanya, terang Saedan.

Selain itu, tambah Kepala SMK Negeri 1 Blor ini, ternyata ada juga siswa yang sudah bekerja, sehingga belum sempat mengambil ijazah di sekolah. Maka dipesankan, agar segera mengambil di sekolah secara gratis.

Saedan sendiri mengaku senang dengan datangnya anggota Dewan Pendidikan. Pihak sekolah pun merasa senang, dan masalah bisa diselesaikan.

”Terima Kasih Pak Singgih, dan kawan-kawan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Blora yang ikut hadir menyaksikan penyerahan ijazah ini,” pungkas Kepala SMK Negeri 1 Cepu itu.

Wahono-Riyan