blank
Pengumuman ditiadakannya brekat umum oleh panitia Buka Luwur Makam Sunan Kudus.foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Yayasan Masjid, Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) memastikan tidak akan melakukan pembagian brekat umum nasi jangkrik dalam tradisi Buka Luwur tahun ini. Meski  demikian, panitia tetap memasak nasi jangkrik yang rencananya akan digunakan sebagai brekat salinan.

Ya, pembagian nasi jangkrik merupakan salah satu prosesi khas dari tradisi Buka Luwur makam Sunan Kudus.Tradisi yang dilaksanakan setiap 10 Muharram atau bertepatan dengan pemasangan luwur/kelambu makam Sunan Kudus tersebut dilakukan dengan membagikan ribuan nasi jangkrik, yakni nasi dengan daging kerbau yang dibungkus daun jati.

Tradisi pembagian nasi jangkrik tersebut selalu menarik perhatian warga. Ribuan warga selalu datang berduyun-duyun untuk antre mendapatkan nasi jangkrik yang dipercaya membawa berkah.

Namun, dengan adanya pandemi Covid-19 yang terjadi, tradisi tersebut tidak mungkin dilakukan dengan pertimbangan protokol kesehatan.

Panitia Kegiatan Buka Luwur Sunan Kudus, Muhammad Kharis menuturkan, pihaknya masih tetap membagikan nasi jangkrik kepada masyarakat. Namun, caranya dengan membagikan dari rumah ke rumah.

“Jadi, nanti ada petugas yang membagikan nasi jangkrik ke rumah. Sama seperti pembagian daging kurban kemarin,” tuturnya, Rabu (26/8).

Namun, untuk pembagian brekat salinan  tetap akan dilaksanakan pada 10 Muharram dini hari. Brekat salinan merupakan brekat khusus yang diberikan kepada masyarakat yang telah memberikan shodaqah untuk kegiatan Buka Luwur. “Seperti menyumbang kambing, beras, bumbu dan lain-lain. Nanti akan dikasih kupon khusus untuk mengambil nasi jangkriknya,” terangnya.

Kharis menuturkan, dalam kegiatan Buka Luwur, menu yang dimasak terdapat dua jenis. Yakni nasi jangkrik dan nasi uyah asem. Nasi jangkrik untuk umum, sedangkan uyah asem untuk panitia dan undangan.

“Keseluruhan sama menggunakan daging kambing dan kerbau. Namun bedanya, nasi jangkrik kering dan nasi uyah asem berkuah,” tuturnya.

Proses memasak akan dilakukan mulai tanggal 9 Muharram. Namun sebelum itu pada Kamis (27/8)  malam panitia akan menyembelih kambing dan kerbau.

Menurut Kharis, pihaknya sudah menyiapkan 16 dapur atau pawon menggunakan paving blok. Setiap satu pawon digunakan untuk meletakkan dua dandang. Yakni dandang untuk menanak nasi dan dandang untuk merebus air. “Jadi nanti ada dua tempat. Untuk menanak nasi dan memasak daging,” terangnya.

Di tahun 2019, kata Kharis, beras yang dimasak yakni 1.610 kilogram. Sedangkan hewan yang disembelih yakni 11 ekor kerbau dan 78 ekor kambing.

“Kalau tahun kemarin ada 28 ribu bungkus nasi jangkrik yang disediakan. Tahun ini karena kondisi pandemi paling 20 ribuan. Tapi kita akan maksimalkan,” tuturnya.

Tm-Ab