blank
Pengajian Ramadan di Masjid Bani Ahmad. Kolopaking, Kebumen, Rabu 12/3.(Foto:SB/Komper Wardopo)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Bertepatan hari kedua belas Ramadan 1446 H Rabu 12/3, Takmir Masjid Bani Ahmad, Kolopaking, Kebumen, menggelar Pengajian Ramadan sesi siang hari.

Uniknya, jemaah pengajian di masjid utara Pasar Tumenggungan Kebumen itu bukan hanya para pedagang, tetapi juga warga biasa dari berbagai kampung dan desa.

Bahkan usia mereka rata-rata sudah di atas 70 tahun. Namun semangat mengikuti pengajian dari tahun ke tahun tidak pernah pudar.

Berhubung di bulan Puasa, para peserta pengajian Masjid Kolopaking ini lebih santai sembari mendengarkan ceramah kiai. Ada yang khusyuk zikir dan berdoa. Ada yang berbaring. Bahkan ada pula yang sambil dipijat temannya.

blank
KH Dr M Bahrul Ilmie mengisi pengajian Ramadan di Masjid Bani Ahmad Kolopaking, Kebumen, Rabu 12/3.(Foto:SB/Komper Wardopo)

Seperti diungkapkan Darini (75), pria warga Dusun Kedungwaluh, Desa Kalijaya, Kecamatan Alian. Jarak dari rumah kakek ini ke masjid di pusat kota Kebumen itu tak kurang 10 kilometer. Namun Darini datang dari desa pelosok masih sanggup naik sepeda, ditemani seorang tetangganya.

“Niat saya sebagai orang bodoh cari ilmu. Mumpung di bulan Ramadan ini masih diberi kesempatan, nawaitu ibadah,”tukas Darini, sembari duduk terkantuk menempel tiang besar Masjid Bani Ahmad.

Lain lagi pengakuan Tohirin (74), warga Desa Prigi, Kecamatan Pejagoan, yang berada di atas bukit utara Kebumen. Pria ini rajin mengikuti pengajian Ramadan di Masjid Bani Ahmad. Dia juga hafal jadwal pengajian setiap Ahad dan Rabu, berikut nama-nama kiai dan pemberi pengajian.

“Saya sempatkan setiap hari pasaran di Pasar Tumenggungan datang dan ke sini naik angkutani,”ucap Tohirin sembari duduk santai mengikuti pengajian di serambi Masjid Bani Ahmad.

Bertemu Kawan Lama

Sedangkan Subagio (74), warga Kelurahan Panjer, juga mengaku rajin mengikuti pengajian. Selain mencari ilmu juga mengisi waktu di bulan Ramadan. Hari itu dia tidak sengaja bertemu teman lamanya, Paryono (73), warga Desa Kedawung, Pejagoan.

Paryono semula pedagang sepeda di Pasar Koplak. Setelah berusia lebih 70 tahun, dia berhenti berdagang sepeda. Namun ia tetap rajin datang ke pengajian di Masjid Kolopaking.”Alhamdulillah, siang ini bertemu teman sekolah di SMPN 1 Kebumen, pak Subagio ini,”imbuh Paryono terkekeh.

blank
Kegiatan Amaliah Ramadan 1446 H Masjid Bani Ahmad Kolopaking Kebumen,(Foto:SB/Takmir BA)

Pada Rabu 12/3 siang kebetulan pengajian sekitar dua jam itu diisi KH Dr M Bahrul Ilmie SAg MHum. Kiai Bahrul banyak menerangkan manfaat Puasa Ramadan. Kiai Bahrul yang juga ketua Takmir Masjid Bani Ahmad itu mengajak para jemaah menjaga kesucian ibadah Puasa.

Kiai Bahrul meminta para jemaah agar menjaga lidah atau ucapan dengan tidak berbohong hingga gibah atau ngarasani. Bahkan Kiai Bahrul pun mengajak umat Islam di bulan Puasa ini lebih sensitif saat berbicara dengan teman maupun orang lain.

“Supaya Ibadah Puasa kita ini suci, ya saat bicara dengan teman bisa menjaga lisan kita dengan ucapan yang baik. Jika bertemu dengan teman yang belum punya anak, hindari pembicaraan soal anak agar kita lebih sensitif dengan orang lain,”ujar pria yang juga dosen IAINU Kebumen itu.

Menurut Kiai Bahrul, ibadah Puasa Ramadan 1446 H semestinya membawa umat Islam kepada tujuan akhir sebagai pribadi yang bertakwa. Yakni semakin dekat dan pasrah serta taat kepada Illahi.

Amalan Ramadan 1446 H di Masjid Bani Ahmad yang jemaahnya mayoritas pedagang itu cukup padat. Ada pengajian rutin setiap hari, mulai Pukul 10.00-12.00, dan sore Pukul 16.00-17.00, dan petang hari ada tausiyah menjelang buka Puasa, serta tausiyah Salat Tarawih, dan pengajian Salat Subuh.

Adapun pemateri pengajian dari sejumlah kiai. Ada KH Ahmad Sujangi yang juga Imam Masjid Bani Ahmad, KH M Bahrul Ilmie, Kiai Nur Fauzan, Kiai Umar Hashona, KH Nasikhudin, KH Dr M Agus Salim Lc, KH Ali Muin Amnur Lc, H Mahudz Daedofie, KH Masyrukin, KH Johan Amru Al Khafidz, Dr H Slamet Yahya dan H Abdul Hamid.

Komper Wardopo