BREBES (SUARABARU.ID) – Memasuki musim kemarau, sejumlah sumber air untuk pengairan areal lahan pertanian di Kabupaten Brebes sudah menyusut. Bahkan sudah ada sejumlah bendungan mulai kekurangan air dan mengandalkan stok air di Waduk Malahayu, Kecamatan Banjarharjo yang juga sudah mulai menipis.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Kabupaten Brebes, Agus As’ari melalui Kepala Bidang Irigasi dan Air Baku, Nurul Hidayat mengatakan, persediaan air di Waduk Malahayu per akhir Juli kemarin terdapat 20.723.911 meter kubik. Persediaan air itu cukup untuk mengairi areal persawahan hingga 72 hari ke depan.
“Di Waduk Malahayu ini stoknya masih ada dan cukup untuk dua bulan ke depan,” ujarnya.
Setiap hari, kata dia, stok air di Waduk Malahayu dikeluarkan tiga meter kubik per detik. Artinya, ini cukup untuk pengairan sampai Oktober nanti. “Sedangkan mulai kemarin mulai dilakukan gilir air dengan debit air tiga meter kubik per detik. Sistem gilir air ini akan dilakukan hingga 28 Oktober mendatang,”ujarnya. Sistem gilir air di Waduk Malahayu dilakukan dengan pola empat hari mati atau ditutup dan enam hari didibuka.
Sementara untuk persediaan air di Bendungan Notog mencapai 4.619 liter per detik. Notog mendapat pasokan air dari Waduk Penjalin melalui anak sungai Pemali.
“Kekurangan air di musim kemarau ini memang fenomena alam, di mana petani harus menyesuaikan pola tanam yang tidak memerlukan banyak air,” pungkasnya.
Harviyanto