SURAKARTA (SUARABARU.ID) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan kerjasama bidang nuklir dengan ThorCon International, Pte. Ltd. Menyusul berlangsungnya nota kesepahaman antara Rektor UNS Prof. Dr Jamal Wiwoho SH MHum dan Kepala Perwakilan Perusahaan Asing ThorCon International, Pte. Ltd., Bob Soelaiman Effendi secara daring pada Rabu (5/8)
Rektor UNS Prof. Jamal Wiwoho dalam sambutannya mengatakan, kerja sama antara kedua belah pihak meliputi bidang pendidikan, penelitian, pelatihan, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir.
Melalui kerja sama yang berlangsung akan dilakukan penelitian dan pengembangan dalam hal ketenaganukliran. Khususnya teknologi Thorium Molten Salt Reactor (TMSR) yang dikembangkan ThorCon International, Pte. Ltd.
Juga terkait program pendidikan dan pelatihan serta hal lainnya yang dapat mendukung implementasi TMSR ThorCon di Indonesia.
Salah satu pertimbangan dasar kerja sama yakni telah dilakukannya kajian evaluasi awal terhadap core design ThorCon_ oleh sumber daya di bidang ketenaganukliran yang dimiliki UNS.
Juga mengingat ThorCon International, Pte. Ltd. telah mendapat rekomendasi Pemerintah melakukan persiapan pembangunan Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) sekaligus meminta untuk melakukan sejumlah kajian.
Diantaranya melakukan survey penerimaaan masyarakat dan program sosialisasi di Provinsi Bangka Belitung yang diharapkan dapat dilakukan UNS dengan melibatkan tokoh masyarakat setempat serta Pemerintah Provinsi, kata Rektor UNS.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Perusahaan Asing ThorCon International, Pte. Ltd., Bob Soelaiman Effendi mengatakan lembaga tempatnya bekerja merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangkit listrik tenaga nuklir dan sebagai perusahaan pengembang nuklir generasi maju.
ThorCon International, Pte. Ltd. bermaksud mengembangkan dan membangun PLTT di Indonesia sebagai Independent Power Producer (IPP) tanpa APBN dengan target harga jual listrik yang bersaing dengan batubara melalui pembangunan bertahap.
“PLTT merupakan solusi yang memiliki peluang dapat menggantikan PLTU batubara. PLTT bukan saja lebih aman dan dapat menyediakan listrik dalam skala besar dengan biaya murah dibawah BPP Nasional sehingga berpotensi menurunkan TDL yang akan memberikan harga terjangkau bagi masyarakat maupun industri,” kata Bob Soelaiman Effendi seraya menambahkan PLTT lebih ramah lingkungan dengan tidak menghasilkan emisi CO2 dan memiliki footprint kecil sehingga tidak mengganggu ekosistem di sekitarnya.
Bagus Adji