blank
Warga Dusun Sanggarahan, Desa Rejosari, Pakis, Kabupaten Magelang, disosialisasi pembuangan sampah yang benar. Eko Priyono

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Sampah saat ini masih menjadi salah satu persoalan besar di Indonesia. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah menjadikan berbagai persoalan, terutama kesehatan dan kualitas hidup masyakat.

“Sampah dipandang sebagai barang yang sudah tidak memiliki nilai, sehingga orang cenderung ingin membuangnya begitu saja tanpa berpikir dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan,” kata Dosen Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMgl) Dra Marlina Kurnia, pagi ini.

Atas pertimbangan itu dia membimbing sejumlah mahasiswa UMMgl melakukan pemberdayaan masyarakat tentang pengelolaan sampah sangat perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk mengurangi dampaknya.

Dalam wadah kelompok Pengabdian Pada Masyarakat Terpadu (PPMT) Universitas Muhammadiyah Magelang yang beranggotakan Adi Setiyawan, Indah Nurmalasari, Devi Agustinasari, dan Risma Rufaidah, melakukan edukasi tentang pentingnya pemberdayaan sampah kepada masyarakat Dusun Sanggarahan, Desa Rejosari, Kecamatan Pakis, yang notabenenya masih memiliki tingkat kesadaran sampah terendah dibanding empat dusun lainnya.

Disebutkan, program kerja yang berjalan 10 Februati sampai awal Juli ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan. Sosialisasi yang disampaikan kepada pengelola bank sampah terkait penguatan kelembagaan bank sampah.

Lalu pelatihan yang diberikan oleh kelompok PPMT di Dusun Sanggrahan terhadap bank sampah meliputi pelatihan pembukuan dalam rangka penguatan kelembagaan dan pelatihan pembukuan pupuk kering untuk penghijauan.

Tindak lanjut berikutnya adalah melakukan pendampingan secara rutin setiap satu bulan sekali kepada pengurus bank sampah berupa pembuatan laporan keuangan.

Akibat adanya pandemi covid-19 salah satu program kerja pelatihan pembuatan kerajinan dari sampah anorganik menjadi tidak terlaksana. Sebab sesuai protokol pemerintah yang mengimbau agar tidak melakukan kontak dengan banyak masyarakat.

Sosialisasi untuk mengedukasi pemilahan sampah diterapkan untuk membantu keberhasilan bank sampah. Pengelolaan sampah kering secara kolektif yang mendorong masyarakat untuk berperan aktif, memengaruhi mindset masyarakat tentang sampah secara perlahan.

Kehadiran kelompok PPMT dari UMMgl selain memperkuat kelembagaan juga diharapkan mampu mengatasi penanganan ke mana sampah organik harus diolah, sehingga meminimalisasi pembuangan sampah rumah tangga.

Partisipasi aktif warga menjadi hal yang penting untuk diidentifikasikan dalam aksi pengelolaan sampah. Upaya menjaga kelestarian lingkungan harus bermula dari diri individu untuk memulai melakukan hal-hal kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan.

Eko Priyono-trs