blank
Seorang khotib dari etnis Hui berkhutbah di depan komunitas muslim di Masjid Raya Xi'an di Kota Xi'an, Provinsi Shaanxi, China, Jumat (21/6/2019). Masjid Raya Xi'an yang dibangun pada tahun 742 atau masa Dinasti Tang merupakan salah satu masjid tertua dan terbesar di daratan Tiongkok. Di Xi'an terdapat sekitar 50.000 jiwa pemeluk agama Islam yang mayoritas beretnis Huimin. Antara

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Imam Masjid di Beijing menyerukan umat Islam di China mendukung kebijakan Arab Saudi soal penangguhan ibadah haji di tengah pandemi COVID-19.

“Muslim di China harus bisa memahami dan mendukung keputusan tidak pergi ke haji pada tahun ini. Ini sesuai dengan ajaran agama dan prosedur anti-epidemi,” kata Zhang Feng selaku imam Masjid Sanlihe, Distrik, Xicheng, di laman resmi Asosiasi Islam China (CIA) yang dipantau ANTARA, Sabtu.

Sampai saat ini di Arab Saudi terdapat 180.000 orang positif COVID-19 dan lebih dari 1.500 orang meninggal dunia.”Mengingat situasi tersebut, keselamatan menjadi faktor yang paling penting. Risiko potensial infeksi silang sangat mungkin terjadi selama berada di Arab Saudi,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa jika jemaah dari China jadi diberangkatkan, maka kemungkinan membawa virus tersebut kembali sangat tinggi.

“Menurut ajaran Islam, jika persyaratan tidak terpenuhi atau lingkungan objektif eksternal tidak memungkinkan, maka tidak perlu melakukan kewajiban ibadah haji,” jelas Zhang sambil mengutip Surat Albaqarah ayat 286.

Menurut dia, penangguhan ibadah haji itu bukan yang pertama kali dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi.

Setiap tahun terdapat sekitar 7.000 hingga 12.000 anggota jemaah haji asal China yang berangkat ke Tanah Suci dengan menggunakan pesawat carter.

Masa tunggu ibadah haji bagi umat Islam di China berkisar antara dua hingga lima tahun. (T.M038)

Ant/Muha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini