SEMARANG (SUARABARU.ID)– Ketua Umum Pengkot PBSI Semarang, Doddy Krisaksana meminta kedua calon ketua PBSI Semarang periode 2020-2024 untuk bersaing secara sportif. Bagi peserta Muskot, pilihlah calon yang sudah terbukti kinerjanya untuk memajukan pembinaan bulu tangkis di Kota Semarang.
”Kami berharap, tidak ada kampanye hitam yang menjurus ke arah fitnah ke salah satu calon. Kita ini orang-orang olahraga yang harus menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas. Siapapun yang terpilih menjadi ketua nanti harus kita dukung agar jalannya pembinaan bulu tangkis di Kota Semarang semakin bagus,” kata Doddy yang juga sebagai dosen Fakultas Hukum Universitas Semarang (USM).
Seperti diketahui, ada dua calon ketua yang sudah menyerahkan persyaratannya ke panitia Muskot PBSI Kota Semarang. Kedua calon tersebut adalah Muhaimin dan Hermawan Pamod R.
Muhaimin adalah dosen olahraga Universitas Semarang (USM) dan pernah dua kali menjuarai Kejuaraan Bulu Tangkis Piala Wali Kota Semarang yakni tahun 1990 dan 1992. Saat ini Muhaimin adalah masuk dalam pengurus PBSI Kota Semarang periode 2016-2020 sebagai Kabid Pembinaan.
Adapun Hermawan saat ini adalah dosen FIK Unnes dan pengurus PBSI Kota Semarang periode 2016-2020.
Doddy mengimbau para pengurus klub untuk tidak salah menentukan pilihannya. Sebab, jika salah memilih ketua, maka yang menjadi korban adalah jalannya pembinaan bulu tangkis di Kota Semarang.
”Pilihlah ketua yang betul-betul memiliki kemampuan, kemauan dan pengetahuan tentang pembinaan bulu tangkis. Kalau hanya memiliki kemampuan dan pengetahuan, tapi tidak memiliki kemauan mengurus bulu tangkis, jangan dipilih. Pilihlah yang memang sudah terbukti kalian lihat kinerjanya selama ini,” ujar mahasiswa program doktor Ilmu Hukum Undip.
Sementara itu, Sekum Pengkot PBSI Kota Semarang, Wawan Setiawan mengatakan, pihaknya telah meminta ke panitia Muskot untuk mempersiapkan segala keperluan yang harus dipenuhi, mengingat sekarang ini dalam masa pandemi Covid-19.
”Sekarang ini kan masa pandemi Corona, sehingga untuk melaksanakan Muskot secara langsung harus memenuhi persyaratan protap kesehatan. Misalnya harus mendapat surat rekomendasi dari KONI Kota Semarang, Dispora Kota Semarang, Gugus Covid-19 Kota Semarang, dan Pengprov PBSI Jateng,” ujar Wawan.
Disinggung kemungkinan Muskot PBSI digelar secara virtual, Wawan mengatakan, sangat bisa. Bahkan menurutnya, jika Muskot secara virtual akan lebih efisien dari sisi anggaran, dan lebih objektif dalam pemungutan suara untuk memilih ketua nanti.
”Kami menyerahkan sepenuhnya kepada panitia Muskot, termasuk tanggal pelaksanaan dan tempat Muskot. Yang penting sudah dipenuhi syarat-syarat itu agar pelaksanaan Muskot nanti tidak menimbulkan masalah,” tandas Wawan.
Riyan