blank
TRANSPLANTER: Petani di Desa Sidaurip, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, saat menanam padi dengan mesin transplanter, dalam rangka Gerakan Percepatan Olah Tanah (GPOT), untuk mendukung percepatan tanam. Foto: antara

CILACAP (SUARABARU.ID)– Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Cilacap Supriyanto optimistis, stok pangan di wilayahnya terus meningkat.

”Usaha untuk meningkatkan stok pangan dalam arti jumlah dan kontinuitas, terus kami galakan. Yang dimulai dari mempercepat tanam melalui Gerakan Percepatan Olah Tanah (GPOT) untuk mendukung percepatan tanam,” kata Supriyanto di Cilacap, Senin (22/6/2020).

Terkait dengan hal itu, dia menyatakan, Kementerian Pertanian menargetkan luasan tanam di Kabupaten Cilacap hingga akhir bulan Juni 2020, mencapai 2.700 hektar.

BACA JUGA : DLH Cilacap Pastikan Limbah Infeksius Dikelola dengan Baik

Akan tetapi pihaknya justru memasang target seluas 15 ribu hektar, dan sampai saat ini sudah terlampaui, karena telah mencapai 16.591 hektare. Dia mengaku optimistis, luasan tanam di Kabupaten Cilacap hingga akhir Juni bisa mencapai kisaran 20 ribu hektar.

Alhamdulillah, di Cilacap masih ada hujan, sehingga tanahnya masih basah, terutama di Daerah Irigasi (DI) Serayu, mulai dari enam kecamatan di Distrik Kroya plus Kesugihan, sebagian Jeruklegi, dan wilayah kota, hampir seluruhnya sudah tanam,” terang dia.

Sementara di wilayah barat, seperti Kecamatan Kawunganten dan sekitarnya, sebagian area persawahannya baru selesai panen, meskipun sudah masuk olah tana. Dan sebagian petaninya sudah sebar benih, sehingga berkesinambungan.

”Dari sisi kontinuitas produk, area persawahan di wilayah timur atau Distrik Kroya dalam dua minggu ke depan, sudah ada yang panen. Dan akan makin ramai pada Juli-Agustus. Sedang di wilayah barat, baru ditanami padi. Kami berupaya agar sepanjang tahun tetap ada panen,” lanjut dia.

Terkait dengan masalah produktivitas, Supriyanto mengaku adanya dilema, karena alokasi pupuk bersubsidi untuk petani secara Nasional, termasuk di Kabupaten Cilacap, mengalami penurunan. Sementara produktivitas digenjot terus untuk ditingkatkan.

Sementara itu, saat melakukan kunjungan kerja di Desa Sidaurip, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, pada Sabtu (13/6/2020) lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Jateng merupakan salah satu daerah yang diandalkan.

Musim Tanam II
Hal ini dalam rangka menyiapkan stok pangan yang cukup, bagi semua masyarakat di seluruh Indonesia, khususnya di Jateng dan Jawa pada umumnya.

Sementara Kabupaten Cilacap, kata dia, dijadikan lumbung pangan, sehingga harus didorong secara maksimal. Diharapkan, produktivitasnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya.

”Oleh karena itu, intervensi segala kekuatan pertanian, baik dalam pra pelaksanaan, pra penanaman harus dikondisikan. Dan sekarang ini kita masuk pertanaman musim tanam II, musim tanam kering, dan ternyata air masih cukup banyak. Oleh karena itu percepatannya harus dilakukan bersama,” tutur dia.

Mentan mengharapkan, bukan hanya Cilacap saja, tetapi semua kabupaten yang ada di Jateng maupun para bupati di seluruh Indonesia, untuk turun melakukan percepatan tanam di musim tanam II ini.

Berdasarkan data, luas lahan baku sawah di Kabupaten Cilacap mencapai 66.527 hektar dengan produktivitas rata-rata mencapai 6,3 ton per hektar. Namun luas panen padi sepanjang 2019 hanya 118.527 hektar, atau mengalami penurunan dari 2018 karena adanya perbaikan jaringan irigasi di DI Serayu.

Ant-Riyan