KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam (MPI) IAINU Kebumen, Sabtu (13/6) akan menggelar webinar internasional bertema Inovasi Pendidikan Era Pandemi Covid-19.
Kegiatan berjudul “International Webinar Educational in Covid Era: Practices in Indonesia, Australia, Holland dan Finland,” itu akal menampilkan narasumber Muchamad Tholchah, kandidat doktor Temper University Finlandia dan dosen UNU Jakarta, Rektor IAINU Kebumen Dr H Imam Satibi MPdI, Maslathif Dwi Purnomo, kandidat doktor Western Sydney University Australia dan dosen UIN Sumatera Utara.
Satu lagi pembicara, Ahmad Karim, kandidat doktor Universiteit van Amsterdam Belanda, dari Kementerian PPN/Bappenas. Sedangkan moderator webinar ini Faisal MAg, Wakil Rektor III AINU Kebumen yang juga dosen bahasa Inggris.
Direktur Program Pascasarjana IAINU Kebumen Dr Sulis Rakhmawanto MPdI kepada Suarabaru.id menjelaskan, webinar internasional itu dilatarbelakangi situasi pendemi yang menyebabkan dunia pendidikan harus beradaptasi secara cepat. Baik dari sistem pembelajaran maupun dari sistem pengelolaannya.
Bertolak dari latarbelakang tersebut, lanjut Sulis, kegiatan ini memiliki tujuan membuat formula sistem pembelajaran dan sistem pengelolaan yang lebih komprehenship. Selain itu juga untuk memberikan wahana baru kepada peserta dan dunia pendidikan di Indonesia akan pelaksanaan pendidikan di luar negeri sebagai akibat dari adanya pendemi global.
Target yang ingin dicapai dari webinar ini adalah pemahaman bagi dunia pendidikan, bahwa pendemi adalah sebuah peluang. Kemudian pengelolaan lembaga pendidikan yang lebih adaptif, serta pelaksanaan pembelajaran yang lebih varian, baik metode mupun medianya.
Rektor IAINU Kebumen Dr Imam Satibi MPdI yang juga pakar manajemen pendidikan mengingatkan, dampak pandemi Covid- 19 secara simultan berpotensi mematikan berbagai sektor kehidupan tidak terkecuali sektor pendidikan sebagai poros sumberdaya manusia.
”Fenomena saat ini pendidikan banyak mengalami kelumpuhan terutama di level sekolah atau madrasah TK sampai SLTA dan tidak sedikit juga dunia pendidikan tinggi. Kondisi yang seperti ini jika berlarut diabaikan maka dapat berdampak buruk bagi kemajuan peradaban. Posisi yang paradoks seperti ini dimana keinginan sekolah dan madrasah menghendaki untuk aktif kembali secara off line dengan alasan pembelajaran daring atau online yang kurang efektif,”ujar mantan Ketua PC LP Maarif Kebumen itu.
Namun demikian Imam menandaskan, ancaman infeksi covid masih menghantui jika pembelajaran off line atau klasikal kembali dilakukan. Apalagi bagi anak-anak peserta didik tentu sangat berisiko. Kegelisahan dan kegamangan itulah yang mengundang keprihatinan kita bersama untuk mencari solusi yang akurat dan terbaik untuk diterapkan di Indonesia.
Pihaknya sengaja menginisiasi dengan cara melakukan benchmarking atau rujukan mutu berbagai inovasi pendidikan yang dilakukan negara maju, khususnya di Australia, Belanda, Firlandia.“Besok Sabtu sore kita berdiskusi bersama narasumber para pakar dan praktisi yang sedang menimba ilmu langsung di negara maju tersebut,”imbuh Imam.
Komper Wardopo.