blank
Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Magelang,Jumari.(Foto: SB/eko P)

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Magelang Jumari berpendapat,

terkait perayaan hari besar agama, maka setiap manusia yang beragama dituntut untuk mampu berpikir. Khususnya dalam rangka menggali makna dan hikmah yang ada di dalamnya.

“Hal tersebut menjadi penting sebagai proses muhasabah atau introspeksi diri terhadap perjalanan hidup yang telah dijalani untuk kepentingan perbaikan di masa yang akan datang,” katanya,  di rumahnya Jalan Nanas IV 59 Perumnas Kalinegoro, Mertoyudan, Kabupaten Magelang,    Senin (25/5).

Selebihnya dikatakan,  Idul Fitri 1441 H ini sangat istimewa, ada situasi yang berbeda dari perayaan tahun-tahun sebelumnya.

Penetapan status darurat yang ditetapkan pemerintah masih berlaku akibat pandemi virus Corona yang belum mereda, bahkan masih ditemukan kasus positif baru.

Pemerintah dan juga beberapa organisasi keagamaan termasuk Muhammadiyah telah membuat imbauan berupa edaran resmi terkait protokol yang harus dipatuhi dalam aktifitas kegiatan keseharian, termasuk dalam hal ini aktifitas ibadah.

Rendah Hati

Bagi yang taat pada protokol kesehatan, menurut dia, sebenarnya  merupakan kesempatan untuk menghayati secara mendalam ibadah Ramadhan dan juga Idul Fitri.

Ketaatan kepada protokol kesehatan merupakan perwujudan sikap rendah hati, kehidupan pribadinya akan lebih tertata dalam menghargai sesama.

Energi hidupnya lebih bermakna dan berguna, karena tidak perlu mencari cara untuk membenarkan pendapatnya masing-masing.

“Taat pada aturan termasuk dalam hal ini imbauan protokol kesehatan adalah perwujudan kesalehan sosial karena merupakan bentuk sikap mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi,” imbuhnya.

Alumnus Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada tersebut menambahkan bahwa sibuk mencari pembenaran pendapat sendiri dalam menyikapi pandemi covid-19 akan menghabiskan energi yang tentu akan menjadi sia-sia dan justru merugikan kepentingan umum.

Memanfaatkan kesempatan banyak di rumah bersama keluarga untuk proses muhasabah, mawas diri dan merencanakan masa depan, tentu lebih bermakna.

“Jadikan perayaan Idul Fitri tahun ini sebagai forum uji diri menjadi hamba Allah dalam sunyi, tanpa ada sanjung, puji, dan akhirnya terbukti menjadi pribadi yang asli.’’

‘’Selain itu Idul Fitri di tengah pandemi ini juga menjadi media pembelajaran bagi umat untuk benar- benar menjadi manusia yang tidak hanya shaleh secara pribadi, akan tetapi juga secara sosial yang akhirnya akan mengantarkan menjadi hamba Allah yang sejati,” katanya.

Eko Priyono/mm