blank
Gang masuk RT 01 RW 07 Kelurahan Baledono yang sempat di-“lock down”. Foto: Taletha

PURWOREJO (SUARABARU.ID) – Setelah 14 hari menjalani isolasi mandiri di rumah, warga RT 01 RW 07 Kelurahan Baledono, Kecamatan/Kabupaten Purworejo yang sebelumnya di-lockdown, boleh merasa lega. Pasalnya, sebagian warga RT tersebut harus mengikuti rapid diagnosis test (RDT) reaktif tanggal 28 April lalu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Lurah Baledono, Firman Iswanto sore ini di Balai Kelurahan yang sekaligus menjadi Posko Siaga Covid-19 Kelurahan Baledono.  “Setelah rapid test kedua mereka hasilnya negatif (nonreaktif/NR), mulai besok warga RT 01 RW 07 sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Namun harus tetap sesuai protokoler penanganan Covid-19. Ke mana-mana harus memakai masker,” kata Firman yang didampingi oleh Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas Baledono serta Ketua RT.

BACA JUGA Gurit-Gurit Covid Sangalas

Firman juga mengaku, dengan adanya sejumlah warga yang RDTnya reaktif membuat stigma negatif bagi warganya. “Secara psikologis dan soal perekonomian warga Kelurahan Baledono sangat terpuruk. Sebagaian warga kan berdagang di pasar-pasar tradisional atau keliling. Nah ketika ada yang tahu mereka warga Baledono langsung disuruh menyingkir,” jelas Firman.

Dengan hasil rapid test kedua ini, semoga membawa dampak positif bagi warga Kelurahan Baledono. Hingga kini, hanya ada tiga orang dalam satu keluarga yang terkonfirmasi positif corona dari Klaster Gowa di Kelurahan Baledono. Mereka bertiga kini sudah diisolasi di RSUD Tjokronegoro.

blank
Yanti, seorang warga yang diisolasi mandiri. Foto: Taletha

“Di Seluruh kelurahan ada 21 orang yang RDTnya reaktif. Tiga terkonfirmasi, 18 lainnya masih menunggu hasil swab. Mereka isolasi mandiri di rumah diawasi oleh warga sekitarnya. Silakan yang hasil test cepatnya non reaktif beraktivitas kembali, yang masih menunggu hasil test swab harus patuh isolasi di rumah,” jelas Lurah.

Protokol Kesehatan

Pada kesempatan yang sama, Ketua RT 01 RW 07, Hamdan Mansyur mengatakan, 30 KK yang diisolasi mandiri sangat patuh dan iklas mengikuti anjuran pemerintah. “Banyak kegiatan di dalam selama masa isolasi, semua bergembira. Jika pikiran senang maka imunitas juga akan baik. Tiap hari, selama 14 hari mereka keluar hanya untuk berjemur atau senam saja,” terang Hamdan.

Mengenai asal mula warganya bisa diisolasi, Hamdan mengatakan bahwa salah satu pasien konfirmasi seperti disebut di atas adalah warganya. Masih sering beraktivitas di masjid RW sehingga berbaur dengan masyarakat lain. “Keluarga pasien positif juga membuka warung, mungkin dari situlah jadi menyebar,”  ungkapnya.

blank
Bhabinsa, Lurah Baledono (tengah) dan Ketua RT 01 RW 07 (kanan). Foto: Taletha

Sementara itu, Yanti warga yang usai diisolasi mandiri mengaku senang dengan hasil RDT yang negatif.  “Selama 14 hari sama sekali tidak keluar rumah kecuali berjemur atau senam. Di dalam rumah ya hanya nonton TV, masak atau mengerjakan pekerjaan rumah lainnya,” kata Yanti yang ditemui di rumahnya.

Yanti menganggap bahwa kejadian yang menimpanya mungkin adalah teguran dari Tuhan supaya lebih berhati-hati dan menjaga kesehatan. Dia juga mengingatkan agar jangan abai pada protokol kesehatan yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

Taletha-trs

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini