JEPARA(SUARABARU.ID)- Badai yang terjadi di tengah keluarga Ny Arkhamah (45 th) akhirnya mengantarkan perempuan yang dikenal sebagai pedagang sayur keliling yang baik hati di kampungnya desa Sinanggul, Mlonggo, Jepara ini harus menemui takdirnya, Jumat (8/5-2020).
Ibu tiga orang anak ini tidak mampu lagi bertahan setelah 15 hari dirawat intensif di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah RA Kartini Jepara. Ia mengalami luka bakar 90 persen yang dideritanya akibat dibakar suaminya TS (47 Th ) dengan siraman bensin pada hari Minggu ( 26/4-2020). Ironisnya bensin itu diambil oleh TS dari tangki motor anaknya yang saat itu sedang diperbaiki di depan rumah.
Pertengkaran keluarga ini dipicu oleh dugaan Ny Arkhamah bahwa ada pihak ketiga yang hadir dan mengganggu rumah tangga mereka.
“Suaminya diduga oleh korban memiliki Wanita Idaman Lain,” ujar Kapolres Jepara Nugroho Tri Nuryanto saat jumpa Pers Senin 28/5-2020.
Direktur Utama RSUD RA Kartini, dr Dwi Susilowati, M,.Kes menjelaskan, pasien dirujuk dari RSI Jepara dalam kondisi luka bakar 95 persen.
Baca Juga: Sing Tak Sayang Ilang
”Karena itu langsung dilakukan debridement luka dan dirawat di ICU hingga pasien meninggal dunia. “Karena luka bakarnya grade II maka almarhumah dirawat oleh tim medis yang antara lain terdiri dari dokter spesialis bedah dan dokter spesialis penyakit dalam,” ungkap Dwi Susilowati.
Mengundang simpati
Derita yang dialami oleh Ny Arkhamah telah menumbuhkan simpati yang luar biasa bukan saja dari tetangganya, tetapi juga dari warga yang mendapatkan program bantuan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) di Jepara.
BACA JUGA Mengenang Adi Kurdi lewat Film ‘Gadis Penakluk’
Sebab Ny Arkhamah adalah termasuk penerima bantuan ini. Namun walaupun ia masih saja menjadi tukang sayur, ia telah merasa mampu. Karena itu tahun ditahun 2018 Ibu Arkhamah memberanikan diri untuk meminta Graduasi / Lulus dari PKH.
“Beliau telah merasa mampu dalam membiayai sekolah anaknya yang kala itu berada di Sekolah Dasar kelas 1,” ujar Pendamping Sosial PKH Desa Sinanggul, M.Abdul Ghofur. Almarhumah layak menjadi contoh bagi penerima bantuan yang lain. Sebab saat telah merasa mampu, beliau meminta untuk keluar agar program tersebut bisa diberikan orang lain.
Menurut Abdul Ghofur, awal munculnya gerakan simpati ini bermula dari kabar yang beredar, bahwa Ny Arkhamah tidak bisa menggunakan JKN KIS PBI dari Pemerintah Pusat sebab ia sakit akibat dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan luka bakar yang dideritanya adalah kesengajaan.
Karena itu setelah berkordinasi dengan Petinggi Desa Sinanggul, Koordinator PKH Kabupaten dan keluarga korban untuk meminta izin menggalang donasi dari masyarakat dan juga donasi ke para penerima PKH di Kab. Jepara.
“Rasa simpati itu dapat menumbuhkan semangat kemanusiaan yang luar biasa. Dalam situasi sulit seperti ini sampai tanggal 5 Mei 2020 dapat terkumpul dana sebesar Rp. 11.665.000,-,” ujarnya.
Uang donasi tersebut pada hari Kamis 6 Mei 2020, diserahkan oleh M. Abdul Ghofur kepada pihak pemerintah desa dan diterima langsung oleh Petinggi Sinanggul A. Sholeh.
Dana tersebut kemudian diantar bersama oleh Pendamping PKH, Aparat Desa Sinanggul, dengan didampingi Babinkamtibmas dan Babinsa Desa Sinanggul, Bripka Handoko dan Kopda Sugeng Maryanto, untuk ke rumah ibu Arkhamah dan diterima langsung oleh anak korban Wahyu Vina Listiani.
Sementara itu Petinggi Desa Sinanggul A. Sholeh juga menjelaskan, disamping dana tersebut warga desa Sinanggul melalui RT dan RW serta para pemuda desa Seguyub Pemuda juga menggalang koin untuk Ibu Arkhamah
“Rencananya akan diserahkan bersama-sama. Sayang beliau telah wafat. Namun derita almarhumah mampu menumbuhkan semangat kemanusiaan yang luar biasa yang layak menjadi contoh masyarakat Jepara. Juga kesediaan almarhumah untuk keluar dari penerima bantuan program PKH. Semoga almarhum diampuni dosa-dosanya dan arwahnya diterima disisi Allah,” ujar Petinggi Sinanggul A. Sholeh.
Hadepe