SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau yang akrab disapa Hendi mengungkapkan, pada Mei nanti Pemkot Semarang bersiap untuk mendistribusikan bantuan sosial, yang mencakup lebih dari setengah jumlah keluarga di Kota Semarang. Itu belum termasuk bantuan lainnya seperti APD, yang juga terus didistribusikan.
Hal itu seperti yang dia sampaikan, di sela-sela pemberian bantuan Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis, para sopir ambulance jenazah dan penggali makam, di Balaikota Semarang, Rabu (29/4/2020).
Hendi juga menyampaikan, perihal bantuan sosial yang akan didistribusikan ke masyarakat pada Mei nanti. Dikatakan dia, akan ada sekitar 290.000 paket yang telah disiapkan.
BACA JUGA : Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bangun Ketahanan Pangan di Masa Pandemi
”Di Mei nanti total ada sekitar 290.000 paket yang disiapkan. Dari Pemerintah kota Semarang ada 160.000 bantuan, dari Pusat ada 130.000 bantuan,” papar dia.
Sementara itu di bagian lain disampaikan juga oleh Hendi, sopir ambulance jenazah dan pekerja di lingkungan pemakaman termasuk salah satu kelompok yang berisiko tertular virus Corona. Padahal sopir ambulance jenazah dan penggali makam memiliki peran yang penting dalam pemakaman jenazah korban Covid-19 dengan baik.
Bergerak Bersama
Dan untuk mengapresiasi para sopir ambulance jenazah dan penggali makam di Kota Semarang yang telah rela berkorban dalam penanganan Covid-19 di Kota Semarang, Hendi pun secara pribadi langsung bertemu dengan mereka.
Selain menyampaikan apresiasinya, Hendi juga secara langsung memberikan sejumlah APD untuk para sopir ambulance jenazah dan penggali makam di Ibu Kota Jateng ini.
”Saya mengucapkan terima kasih kepada sedulur-sedulur yang terus bergerak bersama Pemerintah Kota Semarang, dalam menangani Covid-19. Terkhusus sedulur-sedulur, mereka yang telah membantu memakamkan jenazah para korban Covid-19 dengan layak. Tapi kadang keberadaan mereka luput dari perhatian kita, padahal pekerjaan mereka juga sangat berisiko. Untuk itulah kami berharap dengan menggunakan APD, risiko itu dapat ditekan,” tukas dia.
Heri Priyono-Riyan