WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Sebanyak 117 paket sembako dan 965 lembar masker, Rabu (15/4), dibagikan dalam kegiatan bakti sosial (Baksos) yang digelar oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 (Skansa) Wonogiri.
Baksos Skansa Wonogiri ini, dikemas dengan tema ”Peduli Indonesia Bersama Melawan Corona.” Kepala SMK Negeri 1 Wonogiri, Gunarsi, menyatakan, sasaran penerima bantuan dalam kegiatan Baksos Skansa ini, adalah warga kurang mampu yang membutuhkan bantuan karena terdampak wabah virus corona.
Yakni mereka yang bermukim di sekitar sekolah, dan para orang tua siswa serta wali murid yang kondisinya tidak mampu, atau mereka yang kehilanga nafkahnya karena terdampak pandemi Corona Virus Disease (Covid)-19.
Penyerahan Perdana
Distribusi pembagian bantuan sembako dalam Baksos Skansa, ditangani oleh para guru dan karyawan sekolah. Caranya, dengan menyerahkan ke rumah-rumah warga penerima bantuan. Setelah sebelumnya, diawali dengan penyerahan perdana oleh Kasek di sekolah.
Menurut Kepala SMK Negeri 1 Wonogiri, Gunarsi, cara pendistribusian melalui para guru dan karyawan ini, untuk mematuhi protokol pencegahan wabah virus corona. Yakni menghindarkan terjadinya kerumunan massa, dan pentingnya untuk menjaga jarak sebagaimana dianjurkan pemerintah melalui mekanisme physical distancing.
Sumber dana pengadaan bantuan sembako dan bantuan masker, diperoleh dengan cara umbruk para guru dan karyawan, sesuai dengan kerelaannya masing-masing. Dari dana umbrukan ini, kemudian dibelikan sembako dan masker. Untuk 465 lembar dari total masker sebanyak 965 lembar, dibantukan ke masyarakat Jateng melalui Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Provinsi Jateng di Semarang.
Terdampak Wabah
Selebihnya, dibagikan untuk dipakai para guru dan karyawan, serta warga Wonogiri yang membutuhkannya. Kemudian untuk sembako sebanyak 117 paket, dibagikan kepada para orang tua siswa dan wali murid serta warga sekitar sekolah yang terdampak adanya wabah virus corona.
Diantara penerima bantuan sembako, ada bakul yang tidak lagi dapat berjualan sejak merebaknya pandemi Covid-19 dan diberlakukannya ajuran stay at home (tinggal di rumah) dan work from home (bekerja di rumah). Juga ada tukang bangunan yang tidak lagi bekerja karena tak ada order, buruh harian yang mendadak kehilangan nafkahnya.
Bambang Pur
