GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Meski kondisi mereka jauh dibandingkan orang normal, namun para kaum disabilitas di Kabupaten Grobogan punya semangat tinggi dalam bekerja maupun tanggap dalam kondisi yang ada.
Seperti pada saat kondisi pandemik global wabah covid-19, mereka justru punya kepedulian untuk melakukan pencegahan penyebaran virus corona. Hal ini yang dilakukan dua orang penyandang disabilitas, Sunar dan Jasman, Minggu (12/4/2020).
Di wilayah pemukiman warga di Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Sunar menggandeng karangtaruna setempat untuk melakukan penyemprotan disinfektan. Para anggota karangtaruna melakukan penyemprotan dengan cara berjalan kaki dari rumah ke rumah.
Sementara, Sunar dengan keterbatasannya, dibantu menggunakan kendaraan roda tiga miliknya. Dalam penyemprotan disinfektan ke rumah-rumah ini, alat yang dipergunakan Sunar sudah terpasang otomatis untuk menyemprotkan cairan pembunuh kuman-kuman itu.
Sesekali, jika rumah tersebut tidak dapat terjangkau kendaraannya, Sunar turun dibantu kruk yang terpasang di lengan tangan kirinya. Sementara, tangan kanannya memegang alat semprot dan menyemprotkan cairan tersebut.
“Hari ini, warga kampung kami, dibantu para karangtaruna melakukan penyemprotan disinfektan ke rumah-rumah. Karena saya termasuk disabilitas, maka saya tidak bisa melakukan penyemprotan sambil berjalan tetapi saya dibantu dengan menggunakan kendaraan roda tiga milik saya,” jelas Sunar.
Dengan kondisinya tersebut, Sunar berharap apa yang dilakukannya ini dapat membangkitkan kepedulian warga maupun kaum disabilitas lainnya dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona di wilayah Kabupaten Grobogan maupun di seluruh Indonesia.
Semprot Sekolahan
Hal yang sama dilakukan oleh Jasman. Pria yang mengalami kecacatan pada kakinya akibat kecelakaan beberapa waktu silam, tidak membuatnya patah semangat untuk berkarya. Bahkan, dalam karyanya itu, terselip kepedulian untuk menjadi relawan penyemprot disinfektan.
Dengan susah payah dan berjalan pelan, Jasman melakukan penyemprotan di sebuah SD di Desa Teguhan, Kecamatan Grobogan. Setiap sudut sekolahan tersebut disemprotnya tanpa ada yang terlewat.
“Saya lakukan penyemprotan di sekolahan ini sebab di sini anak-anak masih suka bermain. Jadi, untuk mencegah penyebaran covid-19, saya semprot disinfektan tanpa kecuali,” ujar Jasman.
Jasman mengakui, dalam penyemprotan disinfektan ini ia merasa kesulitan. Pasalnya, sprayer untuk menyemprot ini berisikan cairan dengan ukuran yang sangat berat dan harus dipasang di kedua bahunya mirip tas ransel. Selain itu, kedua kakinya yang tidak bisa berjalan normal membuat ia sesekali terhenti sejenak untuk melepas rasa capek setelah berjalan.
“Jujur, saya sendiri juga merasa kesulitan, tetapi karena saya ikut peduli. Yang saya lakukan ini wujud dari kepedulian terhadap kemanusiaan. Meskipun saya disabilitas, tetapi saya harus tetap punya rasa peduli. Harapan saya, ini bisa dijadikan contoh oleh warga-warga lainnya dan kegiatan penyemprotan ini bisa dilakukan rutin setiap satu minggu dua kali misalnya, sampai wabah covid-19 ini berakhir,” pungkasnya.
Hana Eswe-Wahyu