blank
Dua Kepala Desa, bersama Forkopincam Pabelan serta tim Puskemas Pabelan saat mendatangi proyek rest area KM 456 tersebut, Kamis (26/3) lalu. Foto : Nena

UNGARAN (SUARABARU.ID)– Meski telah ada pertemuan antara perwakilan perangkat Forkopincam Pabelan, Kabupaten Semarang, dengan pimpinan proyek (Pimpro) rest area tol Bawen-Salatiga KM 456, warga dua desa di wilayah itu, hingga Selasa (31/3), masih resah.

Hal terjadi karena para pekerja proyek rest area tol Bawen-Salatiga KM 456 masih ‘berkeliaran’ di pemukiman warga. “Saya masih menerima aduan dari warga saya. Masih resah, tidak ada perubahan setelah dialog di rest area pekan lalu. Para pekerja itu masih berkeliaran di lingkungan pemukiman warga,” kata Kepala Desa Ujung-ujung Samroni kepada Wawasan, Selasa (31/3).

Sebelumnya, Kamis (26/3) lalu perwakilan dua desa ‘dikawal’ Camat Pabelan dan ikut hadir tim medis dari dua Puskesmas, Desa Ujung-ujung dan Desa Tembelangan, melakukan dialog dengan perwakilan pimpro pengerjaan rest area tol Bawen-Salatiga KM 456.

Kedatangan perwakilan Forkopincam Pabelan ini menyampaikan keluhan warga dua desa terkait ratusan pekerja yang menetap sementara. Bahkan, ada pula memanfaatkan indekos di belasan rumah warga tanpa memberikan keterangan identitas diri atau pun kesehatan dari pihak berwenang.

“Keresahan kami ini menyusul dua pekan terakhir sejak merebaknya Virus Corona/ Covid-19 saat ini, membuat warga dua desa resah karena tidak mengetahui kejelasan terkait kesehatan serta asal usul pekerjaan proyek rest area KM 456 tersebut,” ujar Samroni.

Warga di dua desa ini khawatir para pekerja yang belum jelas asal usulnya tersebut, berasal dari daerah pendemi Covid-19 dan membawanya ke pemukiman mereka.

Mengingat saat ini, adanya imbauan dari Pemerintah Pusat hingga daerah untuk memperhatikan dan mencatat pendatang khususnya dari daerah pandemi Covid-19 di Indonesia.

Keresahan warga lainnya, mempertanyakan mengapa disaat sekolah, sejumlah instansi pemerintah libur dan swasta merumahkan karyawannya justru para pekerja proyek rest area tol Bawen-Salatiga KM 456 ini tetap bekerja.

“Proyek harusnya diliburkan sejalan dengan kegiatan pendidikan seperti himbauan pemerintah. Kalau tidak ada wabah Covid-19, warga kami juga tidak masalah,” imbuhnya.

Sebagai informasi, rumah warga yang digunakan sebagai transit sementara para pekerja pendatang ini mencapai belasan.

“Intinya kita ingin para pekerja ini tidur di rest area saja, buatkan mess sendiri jangan keluar masuk pemukiman warga. Kita tahu ini proyek pemerintah tapi kan himbauan Covid-19 juga yang buat pemerintah pusat,” tegasnya.

Dalam pertemuan dengan pihak pelaksana proyek (Pimpro) rest area tol Bawen-Salatiga KM 456, dimediatori Camat Pabelan yang mendapatkan amanah dari Sekda Kabupaten Semarang sebagia Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di wilayah Kabupaten Semarang.

Nena-trs