UNGARAN (SUARABARU.ID) – Project Manager dari PT Astari Marga Sarana Ahmad Nuryadin menanggapi warga dua desa di Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, yang resah karena adanya ratusan pekerja poyek rest area tol yang berkeliaran masuk di wilayah dua desa.
Kepada wartawan mengatakan sejalan dengan merebaknya Covid-19 saat ini pihaknya telah menerapkan keselamatan dan kesehatan pekerja proyek rest area tol Bawen-Salatiga KM 456. Ia menjelaskan, protokoler Kementerian PU sejauh telah dijalankan dengan membentuk Satgas K3, edukasi yang dilakukan tiap pagi, pengarahan keselamatan bekerja dan di tambah penanganan khususnya ditengah merebaknya Covid-19 di rest area 456.
Baca juga Warga Dua Desa di Pabelan Resah, Ratusan Pekerja Tol ‘Berkeliaran’
Total jumlah tenaga yang dipekerjakan di proyek rest area tol Bawen-Salatiga KM 456 kurang lebih 430-an orang. “Bukan hanya diproyek, tapi di mes pun kita terapkan hal serupa. Namun memang kita ada keterbatasan dengan alat pengukur suhu. Jadi tiap pagi kita akan cek kesehatan pekerja, juga suhu badan pekerja. Diatas 37 derajat kita pulangkan. Dibawa itu silakan bekerja,” papar Ahmad Nuryadin.
Terkait pekerja yang menyebar di lingkungan sehingga merasakan warga, bersama Satgas K3 akan lebih diefektifkan keberadaan pekerja. “Kalau ditarik ke dalam semuanya, kita akan lihat terlebih dahulu karena kondisi kapasitas kurang. Tapi akan kami petakan menurut waktu kerja mengingat waktu pekerjaan saat ini tinggal tiga Minggu saja,” pungkasnya.
Ditambahkan Adi Suseno bagian Safety and Security PT Astari Marga Sarana, dalam pelaksanaan proyek rest area tol Bawen-Salatiga KM 456 ini setiap pengunjung wajib menjalani pengukuran suhu.
Satgas K3 di proyek rest area tol Bawen-Salatiga KM 456 ini juga telah melakukan penyemprotan disinfektan. Fasilitas di rest area itu juga sudah dilengkapi disinfektan dan hand sanitizer. Pengunjung juga diimbau agar selalu cuci tangan.
Track record pekerja pun, telah dijalankan. Semua SOP pencegah Covid-19 di update seminggu sekali. Tak terlupa area yang terjamah tangan sudah dilakukan penyemprotan disinfektan setiap dua jam sekali.
“Saat ini, pintu masuk awalnya tiga, sekarang diberlakukan satu saja. Dipastikan, semuanya tanpa terkecuali menemui standar kesehatan,” imbuhnya.
Sementara, pihak Puskesmas yang diwakili dua dokter dari Kacamatan Pabelan dr Rismayanti meminta agar pekerja melokalisasi diri sendiri. “Justru melokalisasi diri sendiri tidak masalah, itu malah aman. Tapi tidak aman, ketika lingkungan bersih dicampur dari luar yang tidak tahu asal usulnya. Jadi kamj minta komunitas ini tetap stay,” pinta dr Rismayanti.
Harapannya dari pihak Puskesmas termasuk warga, kalau pun ada yang pulang ke daerahnya jangan kembali. Ia juga mengingatkan, dari sisi pengecekan apakah seseorang terpapar Covid-19 pengukur suhu tubuh saja tidak menjadi patokan.
Nena-trs