SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi minta agar Gubernur DKI Anies Baswedan menyediakan data berapa banyak pemudik yang berangkat dari Jakarta menuju Jawa Tengah, khususnya ke Semarang. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisasi kesalahan di lapangan.
Hendy, sapaan akrab Hendrar Prihadi mengatakan, dia berkomunikasi dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, memohon agar ada koordinasi yang lebih aktif dengan Gubernur DKI. “Agar kemudian terjalin komunikasi yang baik. Di sana menyediakan data berapa yang berangkat ke Jawa Tengah, terutama Semarang, nanti kita di sini juga menyediakan data untuk kemudian dicocokkan,” katanya saat meninjau pembangunan kamar isolasi di rumah dinasnya, Minggu (29/3).
Sinkronisasi tersebut menurut Hendi harus dilakukan agar bisa meminimalisasi kesalahan di lapangan. Kalau sinkronisasi tersebut tidak ada, maka dikhawatirkan nantinya akan ada sebuah kesulitan dalam pendataan.
Baca juga Aduuh! 3.473 Perantau Sudah Mudik ke Grobogan
Hendi juga menegaskan, Pemkot Semarang hingga kini terus melakukan imbauan kepada warga masyarakat agar tidak mudik pada saat – saat ini. “Saya selalu sampaikan, baik melalui media sosial, statement resmi, maupun koordinasi internal untuk mencegah adanya gelombang pemudik, baik yang akan masuk ke Kota Semarang, maupun juga yang akan ke luar dari Kota Semarang,” katanya.
Hendy mengharap adanya sinkronisasi data antarpemerintah daerah untuk mengelola potensi gelombang pemudik, di tengah ancaman penyebaran virus Corona di Indonesia. “Sinkronisasi data dapat mempermudah pemerintah daerah yang menjadi tujuan pemudik untuk melakukan screening,” katanya.
Untuk itu, dirinya mengimbau kepada pemerintah daerah yang menjadi zona merah, salah satunya DKI Jakarta, untuk lebih aktif melakukan pendataan pemudik dari hulu. Hal tersebut disampaikannya
Dia mengaku, untuk melakukan kebijakan ini dirasa perlu kerja sama dengan berbagai pihak. Kalau hanya dari daerah saja yang menahan gelombang pemudik, tapi dari daerah asal migrasi tidak terbendung, maka ini akan menimbulkan kesulitan.
Di sisi lain, Hendi juga mengungkapkan dirinya telah menyediakan tempat karantina untuk masyarakat yang masuk dalam kategori Orang Dalam Pantauan, termasuk diantaranya para pemudik yang masuk ke Kota Semarang.
“Kita fungsikan gedung diklat milik Pemerintah Kota Semarang untuk karantina orang dalam pantauan (ODP), dan untuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang telah melakukan rapid test hasilnya negatif akan ditempatkan di ruang isolasi aula rumah dinas. Tapi kalau setelah rapid test hasilnya positif, maka kita tempatkan di ruang isolasi emergency di rumah dinas,” katanya.
Hery Priyono-trs