Pasar Tradisional di Kabupaten Tegal Berjalan Normal

936
0
blank
TETAP RAMAI - Suasana di Pasar Kedungsukun, Kecamatan Adiwerna yang tetap ramai terjadi transaksi antara pedagang dan pengunjung.

SLAWI (SUARABARU.ID) – Kendati masyarakat tengah dihantui wabah virus Corona yang menyebabkan Covid-19, namun pasar-pasar tradisional di Kabuaoten Tegal berjalan seperti biasa. Transaksi antara penjual dan pembeli berjalan normal seperti sebelum ada pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dagkopukm) Pemkab Tegal Suspriyanti mengatakan, sampai Kamis (19/3), sebanyak 25 pasar tradisional di seluruh Kabupaten Tegal berjalan normal, lancar dan kondusif.

“Kalau ada kabar atau informasi bahwa beberapa pasar sepi atau tutup, itu tidak benar,” kata Suspriyanti ketika di konfirmasi terkait ada beberapa informasi yang beredar di media sosial yang menyebutkan bahwa beberapa pasar tradisonal sepi atau tutup.

Dikatakan, berdasarkan pantauan jajarannya, Pasar Banjaran tetap kondusif. Pasar Kupu Kecamatan Dukuhturi juga kondusif, pedagang berjualan seperti biasa. “Situasi Pasar Margasari juga alhamdulillah lancar, aman dan perdagangan kondusif seperti biasa. Demikian juga Pasar Banjaranyar, Pasar Suradadi, dan Pasar Kedungsukun,” tuturnya.

Hal yang sama terpantau di Pasar Pepedan, Pasar Bojong, Pasar Trayeman dan semua pasar dalam keadaan kondusif. “Masyarakat Kabupaten Tegal sebagaimana imbauan Bupati Tegal diminta tetap tenang dan tidak panik, tetapi tetap waspada menghadapi pendemi Covid-19,” tandasnya.

Untuk mencegah penyebarluasan virus Corona di lingkungan pasar, Kepala Dinas Dagkopukm sudah menugaskan para Kepala UPTD Pasar dan jajarannya untuk menyampaikan pengumuman dengan cara berkeliling menggunakan peralatan hand speaker di pasar masing masing.

Pedagang dan pengunjung pasar diminta menjaga kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungan dengan cara cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dan air mengalir. Bahkan setiap pintu masuk setiap pasar sejak Senin (17/3) sudah tersedia sabun dan air untuk pelaksanaannya.

Nur Muktiadi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini