Oleh : Indria Mustika
Pemegang otoritas kesehatan dunia,World Health Organization (WHO) tanggal 11 Maret 2020 secara resmi mengumumkan bahwa Virus Corona (COVID-19) adalah Pandemi.
Karena itu badan kesehatan PBB ini meminta negara-negara didunia untuk mengambil tindakan mendesak dan agresif.
WHO menilai virus ini sebagai Pandemi sebab penyakit ini merupakan penyakit baru diseluruh dunia yang mempengaruhi banyak orang. Akibatnya semua sendi kehidupan terpengaruh oleh penyebaran virus ini, termasuk di Indonesia. Salah satunya adalah bidang pendidikan.
Langkah cepat yang diambil Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada tanggal 14 Maret 2020 dengan meliburkan seluruh sekolah di Jawa Tengah sebagai langkah cepat dan tepat. Tujuannya untuk mengurangi potensi penyebaran virus corona melalui anak-anak sekolah.
Sebab dari Dapodik yang ada, jumlah anak SD, SMP, SMA dan SMK di Jawa Tengah jumlahnya mencapai lebih 4,6 juta siswa. Ini belum ditambah mereka yang sekolah di berbagai jenjang Madrasah, TK dan PAUD yang jumlahnya mencapai sekitar 2,8 juta siswa.
Harapannya, libur 14 hari yang waktunya dinamis ini dapat memutus mata rantai penyebaran virus korona melalui kontak langsung 7,6 siswa dengan orang melalui karantina sendiri.
Sebab salah satu ciri penyebaran utama virus ini adalah melalui kontak langsung atau interaksi berdekatan dengan orang yang telah terkena virus.
Sementara itu proses belajar mengajar harus tetap berlangsung. Apalagi dunia pendidikan dijenjang ini tengah mempersiapkan berbagai macam evaluasi, termasuk Ujian Nasional. Karena itu media belajar online menjadi pilihan yang paling efektif.
Apalagi Kemendikbud telah menyiapkan belajar daring bagi siswa secara gratis melalui Portal Rumah Belajar yang dapat diakses di belajar.kemendikbud.go.id. Ada banyak fiture unggulan yang dapat diakses oleh siswa dan guru sebagai sumber belajar siswa dan guru PAUD, TK, SD, SMP dan SMA/SMK sederajat.
Langkah ini kemudian mendapat dukungan dari para penyelenggara pendidikan daring semacam Geogle Indonesia, Kelas Pintar, Microsoft, Quipper, Ruang Guru, Sekolahmu dan Zenius. Setiap platform akan memberikan fasiltas yang dapat diakses secara gratis.
Karena itu ada dua tugas besar yang harus ditangkap dalam memaknai libur yang dimulai Senin 16 Maret 2020 untuk semua sekolah di Jateng.
Pertama; tugas kebangsaan memutus mata rantai penyebaran virus. Tidak mudah memang menumbuhkan kesadaran bersama akan ancaman besar jika virus corona tidak dapat ditangani dengan cepat.
Karena itu edukasi terkait dengan virus corona kepada siswa dan bahkan orang tua perlu dilakukan pada saat siswa menjalani masa awal karantina pribadi.
Bukan hanya oleh para guru, tetapi juga aparat pemerintahan terdekat, Pemerintahan Desa, RT dan RW. Termasuk juga para tokoh agama untuk menyampaikan pesan edukasi ini dalam ceramah keagamaan.
Para pengelola tempat wisata, perpustakaan, SPBU, cafe, mall, toko modern dan tempat umum lainnya juga harus ambil bagian dalam tugas kebangsaan ini dengan menolak kehadiran anak-anak usia sekolah ini.
Penting juga dipertimbangan, untuk melakukan operasi khusus untuk melakukan pembinaan oleh jajaran TNI / Polri dan Satpol PP bagi anak-anak usia sekolah yang nongkrong ditempat umum, sehingga kebijakan pemerintah didukung sepenuhnya dengan menerapkan jam malam.
Jangan takut dikatakan lumpuh karena tidak ada aktifitas masal. Sebab dampak virus ini bisa sangat berbahaya berbahaya jika tidak dapat dibendung.
Sebab jika waktu 14 hari ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh siswa dan orang tua, justru bisa menjadi ancaman penyebaran virus jika mereka kelak masuk sekolah kembali. Sebab masa inkubasi virus ini selama 14 hari.
Banyaknya anak usia ini yang berada di jalan dan bahkan di mall bersama orang tua menjadi salah satu bukti akan rendahnya kesadaran ini.
Kedua : proses belajar tidak boleh berhenti. Harus dipastikan, libur 14 hari yang sifatnya dinamis ini tetap menjamin keterlaksanaan proses belajar mengajar siswa disemua jenjang pendidikan.
Cara efektif adalah memanfaatan kan media belajar dalam jaringan (daring) atau yang juga dikenal dengan belajar online.
Karena itu pemahaman bahwa para siswa tidak sedang libur, tetapi sedang belajar mandiri di rumah harus ditumbuhkan dalam waktu singkat. Bukan dengan belajar kelompok atau bahkan belajar di tempat umum.
Ada banyak cara yang bisa digunakan mulai membaca buku, akses internet atau dengan materi pembelajaran yang dikirim oleh para guru.
Komunikasi guru dengan orang tua juga perlu dibangun untuk memastikan bahwa kegiatan belajar mandiri ini benar-benar dapat dilaksanakan sebagai salah satu bentuk pencegahan penyebaran virus corona. Perlu dibangun media komunikasi sekolah dengan cara orang tua yang mudah dan cepat diakses.
Disisi lain, waktu 14 hari dapat digunakan untuk melakukan strerilisasi dan kebersihan lingkungan sekolah serta melengkapi sekolah dengan bahan, fasilitas, alat dan ruangan yang menjamin kesehatan siswa, guru dan tenaga kependidikan. Disamping itu juga memastikan guru dan tenaga kependidikan tetap dalam alur dalam pencapaian target kinerja.
Ada baiknya jika kemampuan dan kesediaan guru dalam mempersiapkan materi pembelajaran online serta melakukan penilaian atas tugas yang diberikan menjadi salah satu indikator penilaian kinerja masing-masing guru.
Langkah cepat yang diambil oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah setelah malam harinya Gubernur mengambil keputusan meliburkan sekolah, layak menjadi contoh Kabupaten dan Kota.
Sebab pagi harinya, tanggal 15 Maret, telah diedarkan pesan untuk para kepala sekolah, guru, orang tua dan murid bisa menjadi referensi Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah. Isinya garis besar dan panduan yang harus dilakukan selama 14 hari.
Semoga libur 14 hari ini dapat benar-benar memberikan kontribusi bagi penurunan penyebaran virus corona di Jawa Tengah dan sekaligus menjadi momentum bersama untuk mengembangkan model pembelajaran online sebagai pilihan model pembelajaran yang efektif.
Penulis adalah Guru SMKN 2 Jepara dan Ketua MGM[P Jurusan Tata Busana SMK Provinsi Jawa Tengah