blank
PAPARAN: Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, saat memaparkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jateng 2018-2023. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Tahun 2021 merupakan tahun ketiga dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jateng 2018-2023. kali ini tema Pembangunan Jateng tahun 2021 yakni, Peningkatan Kesejahteraan dan Perekonomian Masyarakat, Didukung Penguatan Daya Saing SDM.

Melalui tema pembangunan ini, diharapkan akan terjadi akselerasi dalam empat prioritas pembangunan di Jateng, antara lain peningkatan percepatan pengurangan kemiskinan dan pengangguran, peningkatan kualitas hidup dan kapasitas SDM Jateng menuju SDM yang berdaya saing.

BACA JUGA : Bank Jateng dan Pemkab Kudus Sosialisasi PBB-P2 dan Laku Pandai

Kemudian prioritas yang berikutnya, penguatan kapasitas dan daya saing ekonomi
rakyat, dengan tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan hidup dan risiko bencana. Dan prioritas yang terakhir, pemantapan tata kelola pemerintahan dan kondusivitas wilayah serta peningkatan kapasitas fiskal daerah.

Hal itu seperti yang diungkapkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dalam forum Musyawarah Rencana Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil), yang dilaksanakan belum lama ini di Brebes. Hadir dalam acara itu, segenap OPD dan jajaran anggota DPRD Jateng.

”Ada tujuh isu strategis pembangunan di Jateng, yakni kemiskinan, peningkatan kualitas dan daya saing SDM, daya saing ekonomi dan peningkatan kesempatan berusaha, keberlanjutan pembangunan dengan memperhatikan daya dukung lingkungan dan kelestarian sumber daya alam,” kata Ganjar dalam pemaparannya.

Selanjutnya, tiga isu strategis lainnya yang dia sampaikan yaitu, kedaulatan pangan dan energi, kesenjangan wilayah utamanya permasalahan konektivitas wilayah dan isu yang terakhir adalah tata kelola pemerintahan.

Diungkapkan juga oleh Gubernur, selama kurun waktu 2015-2019 kemiskinan di Jateng konsisten menurun. Jumlah penduduk miskin tahun 2019 (September) sebanyak 3,68 juta jiwa (10,58%), atau berkurang 188,02 ribu jiwa dari 3,87 juta jiwa (11,19%) di tahun 2018.

blank
DIALOG: Ganjar Pranowo menyempatkan diri untuk berdialog dengan sorang siswi
yang dipersilakan menyampaikan aspirasinya. Foto: dok/ist

Difasilitasi
Meskipun konsisten menurun, namun jumlah absolutnya masih cukup besar dengan jumlah penduduk miskin di perdesaan lebih besar dibanding di perkotaan, yaitu sebanyak 2.077,15 juta jiwa (12,26%). Sedangkan di perkotaan sebanyak 1.602,26 juta jiwa (8,99%).

”Rencana dan upaya penanggulangan kemiskinan pada 2021 meliputi, penyediaan basic life access untuk penduduk miskin perkotaan dan perdesaan, utamanya pada kelompok petani, nelayan, buruh, pelaku UKM dan kelompok rentan lainya. Ini dilakukan untuk mengurangi beban pengeluaran melalui pemberian akses pendidikan,” jelas dia.

Selain itu, penguatan sustainable livelihood, dalam upaya meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin, serta untuk mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil. Ini dilakukan melalui fasilitasi akses terhadap modal, manajemen, pasar, dan pengembangan kapasitas beserta kualitasnya.

Hal lain yang akan dilakukan, penguatan tugas dan fungsi kelembagaan penanggulangan kemiskinan, dengan satgas kemiskinan.

”Kami juga fasilitasi pengembangan Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) dan penyediaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang lebih valid. Selain itu, peningkatan sumber pembiayaan alternatif, di antaranya melalui Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP) serta Baznas,” lanjut dia.

blank
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Foto: dok/ist

Layak Anak
Ganjar Pranowo menambahkan, pada pelaksanaan Musrenbangwil tahun ini, pihaknya
fokus menampilkan beberapa isu kemiskinan di beberapa daerah. Seperti di Kabupaten Tegal, yang penurunan kemiskinannya terhitung bagus. Dia berharap, kegiatan yang bisa mempercepat penurunan kemiskinan ini, bisa dicontoh daerah lain.

Selain itu, pihaknya juga mengapresiasi usulan anak-anak mengenai sekolah ramah anak, serta masukan para penyandang disabilitas yang menghendaki kartu penyandang disabilitas, dan SIM D.

”Anak-anak juga butuh sekolah layak anak, dan implementasi sekolah layak anak. Sampai pada usul untuk dibuatkan bus sekolah. Ini kan usulan-usulan bagus,” terang dia.

Ganjar juga mendengar usulan wanita single parent, yang membutuhkam pelatihan kerja, guna membiayai keluarga. Dia melihat, kegiatan ini merupakan refleksi dari pemprov untuk menyelesaikan persoalan yang ada di Jateng. ”Harapannya, inovasi yang ada itu, akan bermanfaat untuk provinsi,” tandas dia.

Riyan-Muha