BANYUMAS(SUARABARU.ID) – Dampak akibat virus corona telah diperhitungkan matang-matang oleh Gubernur Jawa Tengah. Tak hanya soal kesehatan, dampak lain seperti pariwisata ekonomi telah dipikirkan matang-matang.
Hal itu disampaikan Ganjar kepada wartawan saat mengunjungi RSUD Margono Soekarjo Banyumas, Jumat (6/3). Pihaknya bahkan menegaskan sudah menggelar rapat untuk mengantisipasi dampak virus tersebut.
“Sudah kami rapatkan dan mencari solusi atas dampak-dampak yang terjadi. Selain kesehatan, kami juga sudah bicara soal dampak ekonomi dan pariwisata dengan berbagai pihak terkait,” kata Ganjar.
Dampak pariwisata lanjut dia sudah dirasakan oleh Jawa Tengah. Kasus terbaru adalah batalnya kapal pesiar Viking Sun mendarat di Kota Semarang.
“Pariwisata mesti turun, kemarin kapal mau merapat saja harus diskusi panjang. Orang mau berkumpul takut dan sebagainya. Ini yang harus diantisipasi,” tambahnya.
Edukasi kepada masyarakat lanjut dia harus terus dilakukan agar tidak panik dan paranoid. Hidup sehat, olahraga, makan makanan bergizi serta cuci tangan teratur adalah cara mencegah tertularnya penyakit.
“Itu yang mesti kita lakukan, agar masyarakat tidak takut. Makanya setiap saya ketemu masyarakat, selalu saya ingatkan soal itu,” tambahnya.
Untuk sektor ekonomi, Ganjar menegaskan bahwa dampak corona akan sangat berpengaruh bagi Jateng. Sebab, negara terbesar tujuan ekspor Jateng adalah Amerika Serikat, kemudian Jepang dan China. Nah untuk ekspor ke China itu lanjut Ganjar pasti terpengaruh.
“Tidak hanya ekspor ke China, impor Jateng dari China juga pasti akan terganggu. Contoh tekstil di Jateng itu, kapasnya impor dari China,” ucapnya.
Maka untuk mengantisipasi itu, pihaknya sudah menyiapkan solusi ekspor atau impor ke negara lain. Selain itu, upaya mencari pengganti barang lain atau substitusi terus diupayakan.
“Misalnya kapas ini, kita sudah punya penggantinya yakni rayon. Pak Presiden juga sudah memerintahkan itu. Jadi sudah kita siapkan semuanya, dan semua sudah dalam kontrol sesuai fungsi masing-masing,” tegasnya.
Substitusi bawang lanjut Ganjar juga terus diupayakan. Mengingat selama ini, ketersediaan bawang di Indonesia mayoritas dari China.
“Indonesia itu hanya mampu memenuhi kebutuhan bawang dalam negeri 5 persen, selebihnya impor. Impornya dari China. Maka sekarang ini jadi momentum kita untuk nanam bawang sebanyak-banyaknya, biar kita daulat,” terangnya.
Ganjar juga meminta masyarakat tidak panik dan ketakutan soal virus corona. Sebab menurutnya, di Indonesia itu ada penyakit yang lebih mematikan yakni Demam Berdarah Dengue (DBD), Tuberculosis (TBC) dan lainnya.
“Di Indonesia ini ada 250 orang meninggal perhari karena TBC. Siapa yang peduli soal itu, siapa yang takut?. Makanya kami selalu menyampaikan pada masyarakat untuk tidak panik, tidak paranoid pada kasus corona ini. Pemerintah telah mengupayakan berbagai cara untuk mengatasi ini, masyarakat tenang saja tapi tetap waspada dengan cara menjaga pola hidup sehat,” pungkasnya.
Hery Priyono-Wahyu