YOGYAKARTA (SUARABARU.ID)– Bank Jateng telah mengembangkan Unit Layanan Mikro Bank Jateng ”Mitra” yang salah satu skemanya menggunakan metodologi Kredit Usaha Mikro (KUM) dan advisory Sparkassenstiftung Jerman (SBFIC).
Pengembangan Unit Layanan Mikro tersebut, untuk mendukung Bank Jateng dalam memenuhi mandat publiknya sebagai Bank Pembangunan Daerah untuk dapat berkontribusi bagi pembangunan perekonomian masyarakat di daerahnya yaitu di Provinsi Jawa Tengah.
Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 6/POJK.03/2016 Tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, maka BPD sebagai bagian dari bank umum dituntut untuk terus memperbesar porsi kredit produktifnya termasuk kredit UMKM.
Untuk mencapai keberhasilan dari tujuan ini, maka Bank Jateng terus terbuka untuk mereview dan memperbaiki model bisnis mikro yang dibangunnya. Lebih jauh, hubungan yang dibangun antara bank dan nasabah UMKM tentulah tidak elok bila hanya menjadikan nasabah mikro sebatas sebagai objek bisnis.
Perlu diupayakan, bahkan dijamin, bahwa pinjaman yang diberikan benar-benar untuk kegiatan produktif yang memberikan manfaat bagi perekonomian, dengan tolak ukur keberhasilan adalah bank mampu mengantar dan mengawal pelaku UMKM naik kelas menjadi usaha yang lebih besar, demikian yang disampaikan Hanawijaya selaku Direktur Bisnis Ritel dan UUS Bank Jateng.
Atas dasar tersebut, Bank Jateng melaksanakan workshop “Ngobrol Santai Bareng Pakar Perbankan dan Direksi Bank Jateng: Meneropong Prospek dan Bentuk Ke Depan Kredit Usaha Mikro“ di Rumah Inspirasi Bapak Supriyatno, (04/03).
Adapun narasumber dalam workshop tersebut adalah Krisna Wijaya (Direktur LPPI/Praktisi Perbankan Senior sekaligus Ekonom/Cendekiawan), Hanawijaya (Direktur Bisnis Ritel dan UUS Bank Jateng), Agus Rachmadi (Direktur BRI Microfinance Center) dan Maswar Purnama (Kepala RCEO Regional VII Semarang)
Hasil workshop tersebut adalah dalam pengembangan penyaluran kredit kepada usaha mikro di Bank Jateng diperlukan komitmen dan dukungan dari seluruh stakeholder, adanya monitoring kredit yang kuat agar kualitas kredit terjaga dengan baik serta pendampingan kepada para pelaku UMKM.
Dalam pelaksanaan pendampingan kepada pelaku UMKM, Bank Jateng bekerja sama dengan Sparkassenstiftung telah melaksanakan pelatihan manajemen usaha melalui pelatihan Micro Business Simulation (MBS) sebanyak 736 kali pelatihan kepada 9.453 pelaku UMKM dan pelatihan perencanaan keuangan melalui pelatihan Saving Games sebanyak 152 kali pelatihan kepada 1.988 peserta.
Untuk kinerja Unit Layanan Mikro “Bank Jateng Mitra” yang diluncurkan Februari 2017 telah menyalurkan kredit Mitra Jateng sebesar Rp 1,5 Triliun dengan Outstanding Rp 1,23 Triliun yang disalurkan kepada 8.821 pelaku UMKM dengan NPL 0,37%.
Bank Jateng dalam hal ini juga ditunjuk sebagai Bank penyalur KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan telah menyalurkan KUR untuk Tahun Anggaran 2020 posisi 29 Februari telah tersalur Rp 437 Miliar kepada 3.203 pelaku UMKM. Bank Jateng di Tahun 2020 ini mendapatkan alokasi plafond sebesar Rp 2 Triliun dan diharapkan target tersebut dapat disalurkan maksimal pada bulan Juli 2020 serta akan mengajukan tambahan alokasi plafond di tahun 2020.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno dalam sambutan penutupan workshop menyampaikan bahwa Bank Jateng sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) akan komitmen dalam penyaluran kredit mikro mengingat hal tersebut sesuai dengan Visi Misi Bank Jateng dan dapat berkontribusi dalam pembangunan Daerah di Jawa Tengah serta dengan Kredit Mikro dapat mengurangi kemiskinan dan tingkat pengangguran di Jawa Tengah.
Adapun yang dilakukan Bank Jateng sudah di jalur yang benar hal ini terlihat dari angka- angka yang kita capai oleh Unit Layanan Mikro mengingat pengembangan Unit Layanan Mikro adalah mutlak karena Bank Jateng memang Bank yang fokus ke Ritel. adapun kekurangan dari sisi teknologi dan kekurangan lain akan kita perbaiki segera untuk mencapai Layanan mikro yang lebih baik dan efisien.
Humas Bank Jateng-trs