KUDUS (SUARABARU.ID) – Pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kabupaten Kudus, berhasil meraih medali emas dan spesial “award” pada ajang Malaysia Technology Expo 2020 yang berlangsung 20-22 Februari 2020 di Kualalumpur.
Mereka menjadi juara dengan karya inovasi plastik kemasan bungkus makanan dari bahan-bahan alami yang mudah terurai.
Pelajar yang terlibat dalam pembuatan plastik kemasan bungkus makanan dari bahan-bahan alami yang mudah terurai tersebut, yakni Laila Fitriya Muthoharoh, Faliha Ibriza Tsaniya, Niken Ayu Khoirun Nisa siswa kelas XI MIPA dengan guru pembimbing Ahmad Edi Darmawan dan Arif Noor Adiyanto.
Menurut Niken Ayu Khoirun Nisa dan Laila Fitriya Muthoharoh di Kudus, Senin, bahan yang digunakan membuat edibel film yang diikutkan dalam lomba di MTE 2020 berbeda dengan bahan yang digunakan pada Lomba Karya Ilmiah Remaja 2019 bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Kelautan (IPK) yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada ajang Indonesia Science Expo 2019 pada tanggal 23-26 Oktober 2019.
Jika sebelumnya menggunakan bubuk spirulinaplantesis, tepung mocaf, dan serbuk serasah daun mangrove, maka pada ajang MTE 2020 menggunakan tepung mocaf dan tepung ganyong atau canna flour.
Alasan menggunakan bahan baku yang berbeda, kata dia, untuk mendapatkan hasil yang lebih berkualitas karena bahan sebelumnya edibel film yang dibuat cenderung lebih tebal dan berwarna kecokelatan.
Sementara dengan bahan baku tepung mocaf dan tepung ganyong, kata dia, hasilnya lebih baik karena lebih tipis, warnanya lebih jernih dan menarik serta tahan lebih lama.
Dalam pengujiannya, lanjut dia, dilakukan hingga lima kali untuk mengetahui kompisisi tepung kedua bahan tersebut yang lebih tepat.
“Ternyata hasil terbaik dengan komposisi bahan baku 5:5,” ujarnya.
Pada ajang MTE 2020 diikuti 10 negara, mulai dari Negara Malaysia, Kroasia, Vietnam hingga Negara Jepang.
Kepala MAN 1 Kudus Suhamto menyambut gembira atas prestasi ketiga pelajar itu karena berhasil mendapatkan medali emas atas inovasi pembuatan bahan pengganti plastik sebagai pembungkus makanan.
Selain ramah lingkungan, kata dia, bahan pembungkus plastik dari bahan alami itu juga bisa dimakan karena sudah dilakukan uji di laboratorium Undip Semarang.
Proses pembuatan edibel film tersebut cukup mudah, yakni dengan mencampurkan kedua bahan tersebut ditambah aquades dan plasticizer gliserin dengan ukuran tertentu di atas suhu panas hingga beberapa menit, kemudian dicetak sesuai ukuran.
Hasil cetakan edibel film tersebut, kemudian dipanaskan dengan pemanas dengan suhu 35-45 derajat Celcius.
Pada ajang Karya Ilmiah Remaja 2019 bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Kelautan (IPK) yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada ajang Indonesia Science Expo 2019 mereka mendapatkan juara dua.
Ant/Tm