JEPARA(SUARABARU.ID) – Muhlisin tidak pernah menyangka, bahwa jalan hidupnya akan dilalui dengan menjadi seorang pemijat. Bahkan kini dia dikenal di Jepara sebagai pemijat yang juga mengembangkan bekam dan doa. Padahal putra pasangan Masrup – Suyatmi ini semula ingin menjadi guru agama.
Oleh sebab itu selepas sekolah di Madrasah Aliyah Sultan Hadirin Matingan, ia memilih falkutas dakwah Institut Nahdlatul Ulama Jepara. Namun ia hanya jalani selama 3 tahun. Ia kemudian mengembangkan pengobatan tradisional. Perjalanannya hidup menjadi seorang pemijat bermula dari sakit stroke yang diderita Ibunya pada tahun 1991. Kala itu ia masih duduk dibangku Madrasah Aliyah.
Untuk dapat menolong Ibunya maka ketika usianya genap 17 tahun ia mulai belajar memijat. Ia juga belajar metode bekam hingga tahun 2004 secara resmi membuka pengobatan alternatif melalui pijat refleksi dan bekam. Namun ia selalu mengawali dengan doa, basmalah. Sebab doa ini sangat terkait dengan kekuasaan dan pertolongan Allah yang juga menjadi sebab utama semua tindakan, nama teragung dalam alam semesta serta harapan curahan rahmatNya didunia dan akhirat.
Prinsip hidup yang ditanamkan oleh Eyangnya, H. Taufiq yang sempat mengasuhnya mulai ia berusia 5 tahun hingga masuk Madrasah Tsanawiyah sangat berpengaruh terhadap jalan hidup Muklisin. Sebab kendati Eyang Taufiq adalah seorang pengusaha mebel dan kayu glondong di desa Petekeyan tahun 1980-an, ia justru mengajarkan tentang kesederhanaan hidup. Juga hati yang harus selalu terbuka bagi sesama yang membutuhkan.
Karena itu pria kelahiran Jepara 8 November 1974 justru memilih untuk menekuni dunia pengobatan alternatif. Sebab kesehatan bagi sesama sangat penting. Harapannya ia bisa menolong sesama yang membutuhkan. Menurut Muhlisin tidak semua penyakit bisa di obati dengan pengobatan medis.
Menurut Muhlisin, orang yang menderita sakit sudah pasti punya masalah fisik dan psikis. “Jika fisiknya sakit, mental bisa juga terganggu. Apalagi kemudian sakit yang diderita menimbulkan ketakutan yang berlebihan. Ketakutan orang yang sedang sakit adalah salah satu faktor penyebab penyakit memerlukan proses penyembuhan yang lama.
“Bahkan bisa saja menimbulkan penyakit baru,” ujar Muhlisin yang pada tahun 1987 Sempat mondok di PONPES Al Mustaqim Bugel pimpinan KH. Muhsin Ali. Karena itu disamping diberikan edukasi psikologis kepada pasien, peran keluarga juga penting dalam mendukung penyembuhan.
Secara umum menurut Muhlisin, pengobatan alternatif melalui pijat dan bekam harus di lakukan secara kontinyu dengan cara 2 X dalam seminggu dilakukan pemijatan dan untuk penyakit berat secara umum dilakukan bekam 15 hari sekali. “Selain itu pasien di sarankan untuk mandi dengan air hangat setiap pagi dan sore,” ujarnya.
Berdasarkan pengalamannya, jenis penyakit yang diderita oleh sebagian masyarakat Jepara adalah darah tinggi, stroke dan asam lambung. Hal ini karena karena tingkat stress masyarakat Jepara sangat tinggi. “Sebanyak 60 % penyakit diawali dari lambung, baru kemudian 20 % disebabkan genetika dan 20 % faktok eksternal,” ungkapnya.
Pria yang memiliki arah hidup mengabdi pada sesama ini hingga sekarang tidak menetapkan tarif untuk pengobatan yang dilakukan. Ia juga siap dipanggil jika memang pasien dalam kondisi penyakit yang berat. Karena itu Muhlisin sering mengungkapkan, kulo seng mlipir punopo panjenegan engkang kampir.
Ditengah-tengah kesibukannya melayani pasien, pria dengan prinsip hidup nampi pasrah neng mboten nyerah atau menerima takdir Tuhan namun tetap berusaha dan berdoa ini masih aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.
Ia aktif sebagai komite sekolah SD Negeri Mantingan 02. Juga tergabung dalam Forum Kesehatan Desa. Ia juga pernah aktif di kegiatan kepramukaan, pengembangan pupuk organik hingga kegiatan-kegiatan kebudayaan. Bahkan pada tahun 2014 tergabung dengan kelompok penggiat organik Multi Prima Tani Mantingan yang berusaha membantu dan mengembangkan pertanian Organik serta penggemukan ternak sampai tahu 2017.
Kecintaan pada alam juga diwujudkan dengan keinginannya untuk mengembangkan program sedekah pohon. Hidup selalu berkaitan dengan alam, dan pohon selalu berdzikir kepada Tuhan agar keberadaan pohon tersebut bermanfaat bagi umat manusia. Karena pekarangan rumahnya dipenuhi dengan aneka tanaman.
Dari pernikahannya dengan Siti Umaroh ia dikaruniai dua orang anak. Nurul Lailiyyaul Husnah dan Naufal Azka Alfaiz. Ia juga telah dikaruniai seorang cucu bernamaAthallah Taqi Nurrahman buah kasih Nurul Lailayyatul Husnah dengan suaminya, Minan Nurrahman.
Kini ia tinggal di rumahnya yang asri di wilayah RT 20 / RW 06 desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Jepara. Sedangkan bagi yang ingin menghubungi bisa menggunakan no telpon / WA 085226640383.
Hadi Priyanto