WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Personel tentara ikut membantu melakukan fogging atau pengasapan di Dusun Kedungsono, Desa Buluslur, Kecamatan Wonogiri Kota, Kabupaten Wonogiri. Tindakan ini dilakukan untuk membasmi nyamuk Aedes Aegypti sebagai penyebar virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.
Nyamuk jenis ini, juga menyebarkan virus demam kuning (yellow fever), chikungunya, dan demam Zika yang disebabkan oleh virus Zika. Penyemprotan asap tersebut melibatkan tim gabungan yang terdiri atas personel dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonogiri, tenaga medis dari Puskesmas-01 Wonogiri, Pemerintahan Desa Bulusulur dan jajaran Forkompincam Wonogiri Kota. Lokasi fogging di Taman Kolam Keceh Dusun Kedungsono Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.
Ikut hadir Camat Wonogiri, Joko Purwidyatmo, bersama delapan orang tenaga teknis fogging dari Dinkes Wonogiri, personel prajurit dari Koramil-01 Wonogiri Sertu Giri dan Koptu Khanip (Babinsa Bulusulur), Kepala Desa (Kades) Bulusulur Dwi Prasetyo beserta seluruh Perangkat Desa Bulusulur, berikut seluruh kader kesehatan desa dan para kader penggerak PKK se-Desa Bulusulur.
Pembudayaan PHBS
Sebelum dilaksanakan pengasapan, lebih dulu diawali dengan melakukan senam sehat bersama yang dirangkai dengan penyampaian pengarahan tentang perlunya pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) oleh para pejabat dari dinas terkait.
Kades Bulusulur, Dwi Prasetyo, menyatakan, tindakan fogging ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit DBD, dan demi mewujudkan masyarakat yang sehat. Ini disinergi dengan salah satu dari Panca Program Bupati, yakni sehat rakyate (rakyatnya).
Sementara itu, Bambang, mewakili Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas-01 Wonogiri, menyatakan, penyemprotan asap, dilaksanakan sesuai standar operasional dengan mematuhi dosis yang telah ditentukan. Kata Bambang, ketika dosis yang tidak tepat, dikhawatirkan membuat nyamuk menjadi resisten (kebal).
Kepada warga diserukan bahwa pengasapan hanya efektif membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan untuk mematikan jentik-jentiknya, harus dilakukan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui metode 3-M. Yakni menguras dan menutup tandon air, serta mendaur ulang atau mengubur barang rongsokan yang berpotensi sebagai media sarang berkembangbiaknya nyamuk.
Gerakan PSN, harus dilakukan oleh semua warga di rumah dan lingkungannya masing-masing secara serentak dan berkelanjutan.
Pembuatan Jamban
Selaku Babinsa Bulusulur, Koptu Khanip, menyampaikan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan di rumah dan lingkungan sekitarnya. Agar warga terhindar dari berbagai ancaman penyakit. Terlebih di musim penghujan sekarang ini, yang merupakan musim berkembangnya nyamuk, karena di mana-mana banyak ditemukan genangan-genangan air yang berpotensi menjadi media berkembangbiaknya nyamuk.
Sementara itu, Babinsa Koptu Awaludin dari Koramil-22 Slogohimo Kodim 0728 Wonogiri, ikut terlibat aktif dalam penyluhan kesehatan untuk masyarakat. Sebagaimana dilakukan di Lingkungan Ngimpunan, Kleurahan Bulusari RT 1/RW 2, tampil bersama warga dilakukan pembuatan jamban di rumah milik Nursanti (53).
Ini dilakukan untuk menghindarkan Buang Air Besar (BAB) sembarangan, yang dapat berdampak buruk terhadap gangguan kesehatan bagi masyarakat. Tindakan ini, sekaligus sebagai upaya membudayakan perilaku PHBS di masyarakat.
Danramil- 22 Slogihimo Kodim 0728 Wonogiri, Kapten (Arm) Yadiman, menjelaskan, upaya membantu warga masyarakat menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam melaksanakan kemanunggalan TNI dengan rakyat. Dengan membantu membuatkan jamban bagi warga, itu merupakan salah satu wujud nyata dari implementasi delapan wajib TNI, yaitu menjadi contoh dan mempelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat di sekelilingnya.
Peringkat Tiga Dunia
Dalam upaya mewujudkan masyarakat sehat, di aula UPTD Pueskesmas Kecamatan Puhpelem (70 Kilometer arah timur laut Kota Wonogiri), digelar sosialisasi ‘Program Ketuk Pintu’ bagi kader kesehatan, yang membahas tentang Mycobacterium tuberculosis (Mtb), bakteri penyebab penyakit tuberkulosa. Mycobacterium tuberculosis pertama kali dideskripsikan pada tanggal 24 Maret 1882 oleh Robert Koch. Bakteri ini juga disebut abasilus Koch yang menyebabkan penyakit Tuberculosis (TB).
Sosialisasi tersebut dipimpin Kepala UPTD Puskesmas Puhpelem, Dokter Arif. Ikut hadir dari Dinkes Kabupaten Wonogiri Maryadi dan Helmi, berikut dari Koramil-24 Puhpelem Kodim 0728 Wonogiri, Pelda Bambang S dan Serda Parjito. Acara ini diikuti oleh para kader TB UPTD Puskesmas Puhpelem berjumlah 50 orang orang.
Kepala UPTD Puskesmas Puhpelem, Dokter Arif, menyatakan, sosialisasi tentang penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis atau yang biasa di sebut TB ini, pentig untuk dilakukan, karena di indonesia TB menjadi pemicu kematian yang tertinggi. Dalam hal TB Indonesia menempati peringkat ketiga dunia. Melalui sosialisasi ini, para peserta diberikan bekal pemahaman tentang langkah pencegahan terhadap bahaya penularan TB.
Maryadi dari Dinkes Kabupaten Wonogiri, menyatakan, sosialisasi seperti saat ini memang harus sering dilaksanakan, karena rata-rata masyarakat kita enggan memeriksakan kesehatannya, dan mau memeriksakan setelah menderita sakit. Penyakit TB adalah termasuk jenis penyakit menular dan berbahaya di dunia selain HIV. Para kader kesehatan diseru untuk secara aktif memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Bambang Pur