GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Grobogan tingkat SD telah dilaksanakan dengan 14 cabang olahraga yang dipertandingkan. Istimewanya, even ini berbeda dengan tahun sebelumnya.
Pasalnya, induk dari masing-masing cabor yang dipertandingkan dalam Popda dilibatkan dalam kegiatan ini. Antusiasme pelajar, guru dan orang tua menjadi lebih tinggi karena penilaian dalam setiap cabang olahraga dianggap memiliki kredibilitas dan transparansi.
Selesai Popda SD yang digelar hingga 6 Februari 2020, Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan berfokus untuk pelaksanaan Kompetisi Olahraga Siswa Nasional (KOSN) tingkat Kabupaten Grobogan. Jika tidak ada halangan, kegiatan tersebut dilaksanakan antara Maret – April. Rencana, ada 7 cabor dengan beberapa nomor dalam KOSN ini.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, Amin Hidayat menjelaskan, pelaksanaan KOSN ini dilakukan berjenjang hingga ke pusat. Karena itu, untuk jadwal pelaksanaan KOSN menunggu dari pusat.
“Beberapa waktu lalu di Bappeda, pernah dilakukan dialog mengenai pelaksanaan Popda ini. Terdapat wacana jika Popda ke depan dilaksanakan oleh lembaga yang berintegritas di bidangnya. Dalam hal ini Dispora, sehingga kami manut saja untuk hasil ke depannya.”
“Kalau memang nantinya dipegang Dispora, maka kita fokuskan pada KOSN ini. Pelaksanaan KOSN ini berjenjang hingga ke pusat yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, sementara kalau Popda itu di tingkat provinsi saja sudah masuk pada Dinas Pemuda dan Olahraga,” ujar Amin, Senin (3/2/2020).
Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala SMAN 1 Purwodadi ini menjelaskan, setiap tahun Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan melaksanakan diklat dengan mengundang guru-guru olahraga. Dalam hal ini, mereka mendapatkan arahan dari induk cabang olahraga guna mempersiapkan KOSN tersebut.
“Semua cabang olahraga tersebut nantinya harus dikembangkan karena dari awal guru olahraga sudah diberitahu. Bahkan, sekolah yang sudah punya murid dengan fokus olahraga yang ditekuninya dari pelatih yang bagus juga akan mengembangkan olahraga tersebut, seperti senam, sepak bola atau bola voli. Itu untuk semua jenjang dari tingkat PAUD, TK sampai ke SMA,” ujar Amin.
Makin Bagus
Dikatakan Amin, saat ini prestasi keolahragaan pelajar di Kabupaten Grobogan semakin bagus. Prestasi tersebut diperoleh dari berbagai even perlombaan seperti Popda, O2SN atau kejuaraan-kejuaraan lainnya.
Meski demikan, pihaknya berharap seluruh sekolah dari tingkat PAUD hingga SMP mengembangkan bidang cabor yang paling menonjol. Dengan kata lain, sekolah tidak boleh serakah untuk mengambil seluruh cabor pada saat pelaksanaan kegiatan lomba seperti KOSN ini.
“Pas sosialisasi nanti akan kita undang semua guru olahraga se Kabupaten Grobogan untuk mengembangkan olahraga bagi para pelajar. Tetapi, untuk pelaksanaan kegiatan ini, sekolah tidak boleh kemaruk karena memaksakan seluruh cabang olahraga diikuti dalam even tersebut,” ucap dia.
Amin menjelaskan alasan tersebut lebih kepada pengembangan karakter siswa di daerahnya masing-masing. Ia mencontohkan, untuk sekolah-sekolah yang berada di wilayah Jatipohon dapat mengembangkan potensi olahraga sesuai dengan kearifan lokal dan kondisi alam yang ada.
“Misal di Jatipohon lebih bisa dipergunakan untuk pengembangan olahraga paralayang atau panjat tebing. Itu sudah sesuai dengan kearifan lokal dan kondisi alam setempat. Tidak mungkin dengan kondisi jalurnya yang demikian dipergunakan untuk mengembangkan balap sepeda atau balap sepatu roda. Pembinaan ini benar-benar dilakukan berjenjang sehingga nanti anak-anak bisa berkembang sesuai dengan kemampuannya,” jelas Amin.
Pihaknya mengungkapkan masing-masing sekolah boleh mengembangkan cabang olahraga atau kesenian apapun yang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Harapannya, prestasi akademik maupun nonakademik siswa berkembang menjadi lebih baik dari tahun ke tahun.
“Sekali lagi kita ambil saja bidang olahraga yang paling menonjol. Terserah sekolah nanti mau mengirimkan cabor apa (untuk KOSN-red),” pungkas Amin.
Hana Eswe-trs