blank
Jubah yang digunakan Jenderal Sudirman disimpan di Museum Sudirman, Taman Badaan, Magelang, (Bag Prokompim Pemkot Magelang)

blankMAGELANG (SUARABARU.ID)- Pemkot Magelang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) memperingati wafatnya Panglima Besar Jenderal Sudirman, 29 Januari 1950. Peringatan kali pertama itu diisi dengan doa bersama di Museum Sudirman Jl Ade Erma Suryani, beberapa hari lalu (30/1).

Kegiatan itu diikuti ASN Disdikbud, tentara Rindam IV/Diponegoro, purnawirawan angkatan 45 dan anggota Jamaah Kopdariyah. Mereka bersama mendoakan Sang Panglima Besar. Setelah itu dilakukan kembul bujono untuk saling mempererat tali silaturahmi.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Magelang, Sugeng mengatakan, sudah sepatutnya sebagai generasi penerus menghargai perjuangan para pahlawan. Termasuk Jenderal Sudirman yang dikenal dengan perang gerilya melawan penjajah Belanda.

‘’Tanpa perjuangan para pahlawan, kita tidak mungkin dapat menikmati momen saat ini. Kita perlu terus tanamkan jiwa kepahlawanan kepada generasi masa kini, terutama anak-anak muda yang hidup di zaman 4.0,’’ katanya.

Menurutnya, peringatan ini dilakukan masih secara sederhana. Juga dilaksanakan spontan, setelah teringat tanggal wafatnya Sang Panglima pada 29 Januari 1950. Spesialnya, Sang Jenderal Besar itu wafat di Kota Magelang, yaitu di Museum Sudirman.

‘’Museum Sudirman ini dulunya adalah pesanggrahan beliau saat diperintah oleh Presiden RI Soekarno untuk istirahat setelah selesai perang gerilya. Sudirman istirahat di pesanggrahan ini sampai beliau meninggal dunia,’’ ungkapnya.

Di museum ini generasi masa kini bisa melihat beragam peninggalan Sudirman baik yang masih asli maupun replika. Peninggalan asli antara lain tempat tidur, tempat mencuci jenazah Jenderal Sudirman saat wafat dan beberapa mebeler.

‘’Kalau yang replika ada tandu, baju dan lainnya. Kenapa diperintah istirahat di Kota Magelang, karena masa itu kota ini   sejuk, tenang dan aman. Beliau wafat, karena menderita sakit tubercolosis yang diderita sejak sebelum melakoni perang gerilya,’’ terangnya.

Sugeng menjelaskan, Museum Sudirman ini sudah banyak yang mengunjungi baik pelajar maupun masyarakat umum. Setiap tahun setidaknya sekitar 5000-6000 orang yang mengunjungi museum di area Taman Badaan ini.

‘’Kita kerap mengadakan kegiatan di museum ini untuk menarik lebih banyak lagi pengunjung,’’ tuturnya.

Koordinator Komunitas Kota Toea Magelang (KTM), Bagus Priyana mengapresiasi Disdikbud yang memperingati wafatnya Sang Pahlawan Besar ini. Meski masih sederhana, tapi peringatan ini sebagai embrio yang perlu diadakan lagi tahun depan.

‘’Peringatan ini penting untuk mengingat jasa-jasa Jenderal Sudirman bagi Kemerdekaan RI. Kita punya aset berharga di Museum Sudirman ini yang perlu terus dikenalkan kepada generasi muda sekarang. Kami harap tahun depan diadakan lagi dengan lebih meriah,’’ harapnya. (pro)

Editor : Doddy Ardjono