SEMARANG (SUARABARU.ID) – Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) Universitas Semarang (USM) Progam Studi Ilmu Komunikasi kembali menggelar Festival Komukino ke-8 bertajuk “Semarangan, KAS!” di Gedung Oudetrap, Kota Lama, Semarang pada Jumat (24/0/2020)
Ketua Festival Komukino Timotius Andreawan menjelaskan, tahun ini menunjukkan ragam budaya dan kesenian yang ada di Semarang. Ia mengatakan, kegiatan ini terlibat dari mata kuliah meliputi manajemen acara (MA) Internal Eksternal Publik Relations (IEPR) Manajemen Public Relation (MPR) dan Fotografi.
“Kebudayaan di Semarang banyak etnis, tionghoa, Jawa, Arab dan bangunan eropa, kami pengen mengangkat budaya di Semarang, agar masyarakat bisa mengenal budayanya meningkatkan antusiasme anak muda, maka dari itu sayangi budaya, kalau bukan kita siapa lagi,”. Ujarnya.
Sementara itu turut hadir Kepala Bidang Pengawasan Penataan Ruang Kota Semarang, Nik Sutiyani, sebagai pembicara utama dalam seminar kebudayaan.
Festival seni dan budaya menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran, kecintaan,dan rasa memiliki masyarakat terutama generasi muda terhadap budaya lokal.
Acara yang dimulai pada pukul 13.00 sampai dengan 21.30 WIB, diawali dengan workshop dan pameran fotografi, seminar budaya, flashmob “Semarang Menari”, ruang komunitas, dan ditutup oleh penampilan Soegi Bornean.
Kegiatan 8 th Festival Komukino juga didukung oleh ruang komunitas seperti, Kampung Jawi, Kampung Dolanan, Komunitas Diajeng, dan UKM Fotografi Fokus USM.
Sementara itu Ketua Porgram Studi Ilmu Komunikasi, Fajriannoor Fanani menegaskan bahwa pelestarian budaya membutuhkan kontribusi banyak pihak, lapisan masyarakat, secara individu maupun komunitas.
“Acara ini mempromosikan kota Semarang melalui budayanya, karena menarik, di kota lama ini mempunyai potensi dan menarik untuk wisatawan datang, sebagai mahasiswa wajib ikut serta dalam mempromosikan kota, dan inilah sumbangsihnya mahasiswa USM untuk kota Semarang,” tegasnya.
Menurut pengunjung Ni’amamah AW, mengatakan Acara komukino tahun ini sangat berbeda dari tahun berikutnya yang mana dahulu lebih mengangkat makanan, sementara tahun ini yang di angkat lebih kebudayaanya.
“Semoga festival komukino tetap berjalan, karena sudah berjalan sangat lama, sudah menjadi icon program studi Ilmu Komunikasi, dengan itu saya menjadi tau dan jadi lebih mengembangkan kebudayaan itu sendiri,” harapnya.
USM-Wahyu