blank
RAYAKAN GOL : Dua penyerang Inter Milan Lautaro Martinez (kiri) dan Romelu Lukaku (kanan) merayakan gol yang tercipta saat melawan Napoli pada pertandingan Liga Italia yang dimainkan di Stadion San Paolo, Naples, 7 Januari 2020. Antara

JAKARTA (SUARABARU.ID)– Pekan ke -19 Liga Italia akan mempertemukan dua tim Biru-Hitam yang akan saling menggempur. Berstatus tim tamu, Atalanta akan coba mengadang laju tim Biru-Hitam lainnya, Inter Milan, pada laga yang akan berlangsung pada Sabtu setempat (Minggu dini Hari WIB).

La Dea tengah menggila dalam dua pertandingan terakhir. Skor 5-0 saat menjamu AC Milan dan Parma menjadi bukti potensi yang dimiliki klub Bergamo tersebut.

Ketajaman saat menyerang serta kokoh saat bertahan seolah menjadi ciri utama pasukan Gian Piero Gasperini. Atalanta saat ini merupakan tim paling produktif di Liga Italia dengan koleksi 48 gol.

Berbekal dua hasil meyakinkan tersebut, tidak salah jika mereka berharap dapat meraih hasil bagus saat dijamu Inter.

Tetapi, kekuatan Inter jelas tidak dapat disamakan dengan Milan dan Parma. Bahkan sampai Liga Italia bergulir separuh musim, Inter merupakan satu-satunya pesaing Juventus yang mampu beradu cepat dengan sang juara bertahan.

Meski tidak mengantungi skor fantastis dalam dua laga terakhirnya, catatan Inter pun tidak kalah meyakinkan. Genoa mereka sikat dengan skor 4-0, kemudian membawa pulang kemenangan 3-1 saat bertandang ke markas Napoli.

Ketajaman penyerang Belgia Romelu Lukaku semakin terasah belakangan ini. Mantan pemain Manchester United tersebut total mengemas empat gol dalam dua laga tersebut.

Pelatih Inter Antonio Conte jelas mengincar tiga poin dari laga kontra Atalanta. Kemenangan akan membuat mereka setidaknya untuk sementara menjauhkan diri dari kejaran mantan klubnya, Juve, yang baru akan bermain pada Minggu setempat (Senin dini Hari WIB).

Tren bagus juga dicatatkan Juve setelah sempat tergelincir saat dikalahkan Lazio awal Desember silam. Pascakekalahan tersebut, Bianconerri mengukir tiga kemenangan berturut-turut.

Sayangnya, di sela rentetan tiga kemenangan beruntun di liga itu sebenarnya terselip satu hasil minor saat mereka takluk, lagi-lagi dari Lazio, di ajang Piala Super Italia.

Beruntung setelah kekalahan di Piala Super Italia, Juve mendapat suntikan moral di awal tahun dengan kemenangan 4-0 atas Cagliari, yang dihiasi trigol Cristiano Ronaldo.

”Penting untuk tampil baik, mengingat kami mengakhiri tahun dengan gagal mendapatkan trofi (Piala Super Italia). Kami harus memberi sinyal positif,”kata gelandang Juve Adrien Rabiot setelah laga kontra Cagliari.

Tren positif sempat diukir Roma untuk menutup 2019 dengan catatan tiga kemenangan dan satu imbang. Namun mereka justru memulai 2020 dengan kekalahan 0-2 dari tamunya Torino.

Pada laga kontra Torino tersebut, sejatinya Roma lebih mendominasi permainan dan lebih banyak memiliki peluang. Apa daya Giallorossi kerap gagal mengonversi peluang menjadi gol.

Menarik dinanti apakah kali ini allenatorre Paulo Fonseca mampu mencari solusi untuk mengasah kembali lini depannya, terutama saat menjamu Juve yang baru kemasukan 17 gol.

Lazio Jamu Napoli

Tim ”batu kripton Juve,” Lazio, akan menjamu Napoli yang sedang didera inkonsistensi.

Berbanding terbalik dengan Lazio yang mencatatkan sembilan kemenangan beruntun di Liga Italia, catatan hasil-hasil runner up musim lalu itu layaknya tim medioker.

Jika disepakati bahwa kekalahan terkini mereka dari Inter dapat dimaklumi, bagaimana menjelaskan kepada para penggemar Partenopei saat mereka ditahan imbang tanpa gol oleh tim zona merah Genoa? Atau ketika ditahan imbang 1-1 oleh tim juru kunci SPAL?

Pergantian nakhoda tim coba dilakukan oleh Napoli dengan mendepak Carlo Ancelotti dan menggantinya dengan Gennaro Gattusso. Hasilnya? Satu kemenangan dan dua kekalahan.

Lazio sendiri bukannya tanpa kekurangan. Pada musim ini beberapa kali mereka baru mampu mengemas gol penentu kemenangan di masa kritis pertandingan. Bukti tersaji pada laga terakhir melawan Brescia, ketika Ciro Immobile mengemas gol pada menit ke-91.

Raksasa tidur AC Milan jelas ingin kembali mengecap kemenangan di laga kompetitif, setelah mereka terakhir kali menang pada awal Desember tahun lalu.

Setelah kemenangan di markas Bologna tersebut, Il Diavolo Rosso hanya mampu meraih dua hasil imbang dan satu kekalahan.

Manajemen Milan berupaya menaikkan pamor klub dengan merekrut kembali mantan bintang mereka, Zlatan Ibrahimovic. Namun, pada laga pertamanya kembali berseragam Milan, Ibracadabra belum mampu memamerkan ketajamannya.

Nasib Cagliari belakangan ini tidak lebih baik dari Milan. Meski unggul enam posisi atas Milan di klasemen, Cagliari telah menelan kekalahan beruntun pada tiga laga terakhirnya.

Laga lawan Milan sangat tepat dijadikan Cagliari sebagai langkah awal mengembalikan posisi tim ke jalur kemenangan, sekaligus mengokohkan posisi di zona Eropa.

Tiga tim penghuni zona merah akan berupaya mendulang tiga poin pada akhir pekan ini, sebelum mereka semakin tertinggal dari para pesaingnya. Sayangnya langkah itu menjadi semakin menantang karena ketiganya harus menjalani laga tandang.

Brescia akan dijamu Sampdoria yang hanya berjarak dua poin. Sedangkan Genoa akan melawat ke kandang tim papan tengah Verona, dan tim juru kunci SPAL akan bertandang ke markas tim yang sudah lama gagal menang, Fiorentina.

Ant/Muha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini