TEMANGGUNG(SUARABARU.ID)- Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Temanggung di awal tahun 2020 mengakibatkan bencana tanah longsor di tiga titik di dua wilayah kecamatan yang ada di Temanggung.
“Tiga titik tanah longsor tersebut terjadi di Dusun Jagang RT04 RW 06, Desa Kalimanggis, Kecamatan Kaloran , Dusun Kalisat RT04 RW 09, Desa Kalimanggis, Kecamatan Kaloran. Dan, di Dusun Gedawung 1 RT 02 RW07. Desa Karangwuni, Kecamatan Pringsurat,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi, Kamis (2/1).
Gito mengatakan, lokasi tanah longsor yang terjadi Di Dusun Jagang, Desa Kalimanggis, Kecamatan Kaloran terjadi pada Rabu (1/1) sore berada persis di sisi jalan penghubung Temanggung dengan wilayah Kabupaten Semarang melalui Sumowono.
Menurutnya, selain menyebabkan talud dengan panjang 15 Meter dan tinggi 6 Meter longsor, juga menyebabkan tiga rumah yang ada di bawahnya terdampak dari kejadian tersebut.
“Ketiga rumah yang terdampak tersebut yakni milik Heru Salim, Mukadi dan Turyanto,” katanya.
Ia menambahkan, meskipun material tanah yang longsor tersebut sudah dibersihkan oleh warga setempat bersama tim gabungan baik dari koramil, polsek, BPBD dan lainnya. Tetapi, ancaman longsor masih menghantui bila hujan kembali turun.
Gito mengatakan, setelah terjadi bencana tanah longsor juga terjadi di Dusun Jagang, Desa Kalimanggis pada Rabu 9 1/1) sekitar pukul 13.00 WIB, selang 12 jam kemudian bencana serupa terjadi di Dusun Kalisat yang juga masuk Desa Kalimanggis.
“Untuk bencana tanah longsor yang terjadi di Dusun Kalisat tersebut yakni tebing tanah dengan tinggi 18 meter dan lebar sekitar 10 meter yang berada di belakang Vihara Akalika Dhama dan samping masjid yang ada di Dusun Kalisat,” ujarnya.
Tanah longsor tersebut juga menutup akses jalan antardusun, yakni yang menghubungkan Dusun Kalisat dengan Dusun Semanding.
Sementara itu, kejadian tanah longsor juga terjadi di Dusun Gedawung 1, Desa Karangwuni, Kecamatan Pringsurat. Longsoran tanah dari tebing dengan ketinggian sekitar tujuh meter dan panjang 10 meter tersebut, mengakibatkan dinding rumah bagian belakang milik Daryanto jebol sekitar empat meter.
Gito mengatakan, tebing yang ada di berada di belakang rumah Daryanto masih berpotensi kembali longsor, bila huja turun. Karena, kondisi tanah yang labil. Dan, demi keselamatannya, Daryanto bersama dengan keluarganya sementara mengungsi di rumah saudaranya yang tidak jauh dari lokasi kejadian.
Ia menambahkan, peristiwa tanah longsor tersebut tidak menimbulkan korban jiwa manusia, melainkan hanya kerugian material yang ditaksir mencapai Rp 14 juta.
Yon-trs