GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Grobogan diharapkan dapat menjadi garda terdepan bagi seluruh wartawan di wilayah tersebut. Hal ini ditujukan agar para pewarta yang ada di Kabupaten Grobogan mempunyai kompetensi dan etika profesionalisme saat menjalankan tugasnya.
Pernyataan tersebut dilontarkan Bupati Grobogan, Sri Sumarni, melalui Kabag Humas Setda Teguh Harjokusumo. Hal tersebut dikatakan usai kegiatan Pelantikan Pengurus PWI Grobogan masa bakti 2019-2023 di Pendopo Kabupaten Grobogan, Kamis (19/12).
“Dengan terbentuknya kepengurusan PWI Kabupaten Grobogan diharapkan, ketua dan pengurus berkoordinasi secara internal untuk mempunyai kompetensi di bidang leadership dan manajerial dengan tujuan menyatukan dan mengajak komponen pewarta yang lain untuk bergabung dengan PWI.”
“Di samping itu, adanya pelantikan PWI Kabupaten Grobogan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi untuk membawa PWI lebih bermartabat elegan diterima semua pihak,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Camat Ngaringan ini.
Hadir dalam pelantikan ini, Ketua PWI Propinsi Jateng Amir Machmud Ns yang diwakili Ade Oesman, Direktur UKW PWI Provinsi Jateng Widiyartono, Bupati Grobogan Sri Sumarni yang diwakili Kabag Humas Setda Teguh Harjokusumo, perwakilan Forkopimda Grobogan, Perwakilan OPD se-Kabupaten Grobogan, serta tamu undangan lainnya.
OPD Diminta Lapor
Pelantikan sederhana ini ditandai dengan pernyataan kesanggupan para pengurus menjadi anggota PWI Grobogan. Dilanjutkan dengan penyerahan pataka serta SK kepengurusan PWI Grobogan oleh Wakil Ketua Bidang Pembelaan Wartawan PWI Provinsi Jateng, Ade Oesman.
Dalam sambutannya, Ade Oesman mengatakan para wartawan yang tergabung dalam organisasi kewartawanan PWI ini melakukan pekerjaannya dengana asas profesionalisme.
Asas ini terbentuk dari keikutsertaan mereka dalam Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diselenggarakan PWI Propinsi Jateng bekerja sama dengan Dewan Pers. Adanya UKW ini mendorong para pewarta melakukan tugasnya sesuai dengan etika kewartawanan yang tertuang pada UU Pers No 40 Tahun 1999, PD/PRT PWI, serta Kode Etik Jurnalistik.
Di hadapan para tamu undangan, yang sebagian merupakan perwakilan OPD ini, Ade Oesman menjelaskan hanya ada tiga organisasi kewartawanan yang resmi di Indonesia. “Yang perlu diperhatikan di sini, hanya ada tiga organisasi kewartawanan yang resmi di Indonesia. Ada PWI, AJI, dan IJTI. Di luar itu tidak diakui olegh Dewan Pers,” kata Ade Oesman.
Dikatakan, pihaknya sering menerima laporan adanya oknum yang mengaku wartawan mendatangi kepala sekolah atau kepala desa, tetapi tidak bermaksud untuk mendapatkan berita. “Kami kerap menerima informasi jika banyak wartawan bertandang ke pedesaan atau sekolah-sekolah untuk liputan. Dalam peliputannya, mereka kerap melakukan pemerasan dan pengancaman. Untuk itu, kami memohon kepada OPD-OPD yang ada di Kabupaten Grobogan, jika menemui wartawan seperti ini agar tidak takut. Bahkan, kami meminta agar berani melaporkannya,” tambahnya.
Para pengurus PWI Grobogan resmi dikukuhkan untuk empat tahun ke depan. Sebanyak 16 pengurus dilantik, di antaranya Felek Wahyu Prabowo, Sekretaris Zulkifli, dan seksi-seksi.
Hana Eswe-trs