YOGYAKARTA – PT Pertamina Ekplorasi Produksi (EP), anak perusahaan PT Pertamina (Persero), mendapatkan apresiasi dalam ajang Joint Convention Yogyakarta (JCY) 2019, kegiatan yang dihelat oleh para ahli migas di Indonesia.
JCY 2019 diselenggarakan di hall Hotel Tentrem, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin-Kamis (25-28/11), adalah kegiatan yang diselenggarakan Himpunan Ahli eofisika Indonesia (HAGI), dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI).
Selain itu dari Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI), dan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), juga terlibat dalam penyelanggaraan JCY 2019.
Tema JCY 2019, seperti press release dari Hermansyah Y Nasroen, Public Relation Manager Pertamia EP, Rabu (4/12/2019), adalah Toward Massive Exploration and Maximizing Undeveloped Resources.
Pada kesempatan tersebut, salah satu paper PT Pertamina EP yang berjudul “Reserves and Resources Report Application in Welcoming Industry 4.0 Challenges” didaulat menjadi Peringkat 1 Terbaik, dan Reza Alfajri berhasil menjadi best presenter 1st place.
“Paper tersebut, merupakan karya tulis yang dihasilkan tim,” jelas Hermansyah Y Nasroen.
Operational Data Repository
Tim tersebut, jelasnya, dari Production Senior Engineer Asset 1 Reza Alfajri, Reservoir Senior Manager Hanief Jauhari Sangasanga Sangatta & Tanjung ICT Ast Manager Andar Parulian Hutasoit, Business Solution Ast Manager Liston Sitanggang, Prabumulih & Limau Exploitation Manager Sakti Parsaulian Siregar, dan Reservoir Engineer Ernita Sembiring Meliala.
Penghargaan diserahkan langsung oleh ketua IAFMI Taufik Aditiyawarman yang juga menjabat sebagai Direktur Operasi & Produksi Pertamina Hulu Energi.
Topik dalam karyatulis tersebut, membahas mengenai pembuatan aplikasi pelaporan cadangan, dan sumber daya di PEP menjadi salah satu modul pada IT system Operational Data Repository (ODR).
Aplikasi ini mulai dibangun sejak 2016 dan telah diimplementasikan pada pelaporan cadangan status 01 Januari 2018 dan 01 Januari 2019. “Saat ini, sudah tersedia data laporan cadangan sejak tahun 2006 sd 2019 di dalam database aplikasi ini,” terang Direktur Pengembangan Pertamina EP John H Simamora.
Penerapan aplikasi ini dalam proses bisnis perusahaan memberi beberapa manfaat, dan meminimalkan kesalahan manusia, membangun satu sumber data tunggal, dan mengefisienkan waktu yang diperlukan untuk pembuatan laporan cadangan dan sumber daya.
“Aplikasi ini merupakan pionir aplikasi pelaporan cadangan di Direktorat Hulu Pertamina, dan menunjukkan bahwa PT. Pertamina EP mampu beradaptasi di era industry 4.0,“ tambahnya.
Pemilihan tema kegiatan JCY 2019 memberikan solusi, dan langkah konkret dalam upaya meningkatkan eksplorasi dan produksi migas di Indonesia, baik dilihat dari sudut pandang pemangku kebijakan (Regulator), para pelaku Industri Hulu Migas (Investor/ Contractor), dan akademisi (Universitas).
Kegiatan JCY 2019 ini, selain berfokus pada pertemuan ilmiah melalui sesi paralel atas makalah oral dan poster presentation, juga menyelenggarakan diskusi panel dan pameran dari berbagai perusahaan di industri pertambangan, perminyakan dan industri geosains, fasilitas produksi dan perminyakan lain.
Suarabaru.id/Wahono