WONOSOBO-Wakil Bupati Agus Subagiyo mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo siap mendukung kreatifitas dan karya yang dilakukan penyandang disabilitas yang ada di kotanya. Kreatifitas dan karya yang telah dihasilkan kaum difabel layak diapreasiasi.
Karena ternyata banyak kaum difabel yang mampu berkarya dan bekerja dengan kualitas yang tinggi melampaui karya dan aktifitas non difabel. Dibalik keterbatasan fisik, penyandang disabilitas ternyata menyimpan potensi yang tinggi.
“Ini tentu sangat luar biasa dan perlu didukung semua pihak. Karya kaum difabel dalam mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) batik dan makanan khas Wonosobo perlu disuport. Kaum juga difabel yang punya kemampuan melukis dan bermusik,” katanya.
Agus Subagiyo mengatakan hal itu usai membuka acara “Ability Indonesia Inklusi Disabilitas Unggul” dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional 2019 Kabupaten Wonosobo, di Gedung Sasana Adipura Kencana Wonosobo, Selasa (3/12).
Dalam acara yang digelar Ikatan Disabilitas Wonosobo (IDW) dan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos-PMD) itu, Wakil Bupati memberikan apresiasi yang mendalam karena di tengah keterbatasan fisik, kaum difabel punya semangat hidup tinggi.
“Pemkab Wonosobo selama ini telah memberikan perhatian kepada penyandang disabilitas. Akses dan berbagai kemudahan bagi kaum difabel telah diberikan melalui penyediaan fasilitas publik ramah difabel. Wonosobo pun jadi kota ramah HAM,” sebutnya.
Menurut Agus, UMKM yang dikelola penyandang disabilitas perlu dibantu permodalan maupun pemasaran sehingga bisa memberikan peningkatan ekonomi bagi pengelola. Apalagi hasil karya batik, kerajinan tangan dan kuliner punya kualitas yang cukup bagus.
Dukungan Modal
Usai membuka acara, orang nomor dua di Wonosobo itu bersama Sekretaris Daerah (Sekda) One Andang Wardoyo dan didampingi Kepala Dinsos-PMD setempat Muawal Soleh, sempat meninjau stand kerajinan, UMKM dan kuliner yang dikelola kaum difabel.
Saat meninjau stand, Agus Subagiyo beberapa kali melakukan dialog dan pengelola UMKM. Pihaknya mendorong agar karya yang dibuat bisa memajukan ekonomi keluarga. Apabila terkendala modal dan pemasaran Pemkab Wonosobo pun siap membantu.
“Ini semua dibuat kelompok difabel. Kami butuh dukungan modal dan pemasaran dari Pemkab Wonosobo agar produk UMKM yang dibuat mampu bersaing di pasaran. Produksi masih terbatas karena modal juga terbatas,” ujar salah satu penjaga stand UMKM batik.
Senada dengan Wakil Bupati, Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo juga mengaku salut dengan kreatifitas dan karya yang dibuat penyandang disabilitas di daerah pegunungan tersebut. Pemkab Wonosobo belum mampu memberikan perhatian lebih terhadap kaum difabel.
“Saya salut. Sangat luar biasa karya yang dibuat teman-teman difabel. Ini melampaui kemampuan dari yang bukan penyandang disabilitas. Ke depan Pemkab Wonosobo siap mendukung penuh kreatifitas dan karya yang dibuat kaum difabel,” ujarnya.
Pemkab Wonosobo, imbuhnya, memberikan fasilitas gratis tempat untuk berjualan hasil kerajinan tangan, batik maupun produk kuliner di komplek wisata dataran tinggi Dieng. Tempat tersebut kebetulan sampai saat ini belum ada yang memanfaatkan.
“Dalam pengadaan calon ASN, kaum difabel juga ada formasi khusus. Mereka diberi kesempatan yang sama untuk bisa berkiprah bagi bangsa dan negara. Penyandang disabilitas yang berprestasi siap difasilitasi beasiswa sekolah gratis,” katanya.
SuaraBaru.id/Muharno Zarka