blank
Kepala BPSDM ESDM, Wiratmaja Puja, berbicara soal kompetensasi SDM Migas dalam FGD yang digelar di Hotel JW Marriott Jakarta, Kamis (28/11/2019). (Foto : SB/Ist)

BLORA – Untuk mengurangi impor gas elpiji, fasilitas jaringan gas (jargas) rumah tangga akan dibuat masif mulai tahun depan, dengan total investasi sekitar 22 miliar dolar, dan diproyeksikan terealisasi 5-6 tahun kedepan.

“Investasi energi fosil atau minyak dan gas bumi (migas) itu, memang padat modal, dan sangat besar,” beber Kepala BPSDM ESDM Wiratmaja Puja.

Menurut Puja, perkembangan dunia industri sangat kompleks dan sangat cepat dewasa ini, sehingga tuntutan pengembangan sumber daya manusia (SDM) harus  lebih unggul, berkualitas serta kompeten.

Hal itu diampaikan Kepala Badan Pegembangan Sumber Data Manusia Energi dan Sumber Daya Menineral (BPSDM ESDM), Wiratmaja Puja, saat pembukaan focus group discussion (FGD) di Hotel JW Marriott Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Dibeber pula oleh Puja, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Indonesia pada 2018, adalah Rp 407 triliun, dari jumlah tersebut menyumbang 163 triliun 41 persen dari seluruh penerimaan PNBP dari sektor migas.

“Ini artinya, pendapat dri sektor ini sangat kecil sekali,” jelas Kepala BPSDM ESDM.

Sedangkan projek-projet strategik di sektor migas ada 43 projet sedang berjalan,  total investasi 43 miliar dolar, ini hampir 600 triliun termasuk Tangguh, Masela, Jambaran Tiung Biru dan lainnya, tambah Puja.

blank
Peserta focus group discussion (FGD) terkait kebutuhan dan kualifikasi SDM yang kompeten di subsektor Migas. (Foto : SB/Ist)

Peran PPSDM Migas

Sedangkan di hilir migas, lanjutnya, pembangunan pembangunan kilang minyak yang akan terientegrasi dengan petrochemical, akan didorong terus dengan perkiraan investasinya sekitar 47 sampai 51 miliar dolar.

“Untuk mengerjakannya, tentu membutuhkan SDM yang kompeten, yang ahli yang terampil, itu yang kita perlukan,” katanya.

Menurutnya, tenaga kerja yang sekarang terdaftar di sektor migas di hulu  32.000 orang, belum termasuk suporting yang direct 32.000 orang, di midstream 94.000, dan di downstream 165.000.

Sedangkan penyiapan tenaga kerja ke depan dengan project project baru, baik hulu maupun hilir, diperkirakan 20.000 tenaga kerja di sektor hulu, dan 45.000 tenaga kerja sektor hilir.

Untuk itu Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas), di bawah BPSDM ESDM, Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia, menyelenggarakan FGD ini.

Adapun tema dari FDG adalah “Kebutuhan dan Kualifikasi Sumber Daya Manusia yang Kompeten di Sub Sektor Migas” dihadiri 300 peserta dari pemangku kepentingan, antara lain  pemerintah, industri, dan institusi pendidikan.

Wiratmaja Puja menanadaskan, khusus pada subsektor migas, maka PPSDM Migas ang berpusat di Cepu, Blora, Jawa Tengah, berperan aktif dalam menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang migas.

Dikatakan, industri migas terkenal dengan high risk (resiko tinggi), high cost (padat modal) dan high technology (teknologi tinggi), sehingga  membutuhkan tenaga kerja yang profesional dan kompeten.

“Keberhasilannya menjadi suatu keniscayaan dengan dukungan ketersediaan sumber daya manusia, baik dari sisi kuantitas dan maupun kualitas,” kata Kepala BPSDM ESDM Wiratmaja Puja.

Sementara itu Kepala PPSDM Migas, Wakhid Hasyim, mengatakan sumber daya manusia yang kompeten menjadi salah satu syarat akselerasi dan keberlanjutan pertumbuhan subsektor migas.

Adapun FGD ini, bertujuan untuk mengetahui proyeksi kebutuhan, dan kualifikasi tenaga kerja di industri migas serta kompetensi yang dibutuhkan untuk memenuhi spesifikasi tenaga kerja.

Rilis yang diterima Suarabaru.id dari pejabat Humas PPSDM Migas Cepu, Nurchalimi, Jumat (29/11/2019) mengungkapkan,  kegiatan FGD membahas tentang kebutuhan dan kualifikasi SDM Subsektor Migas narasumber dari SKK Migas dan PT. Pertamina (Persero).

Sedangkan sesi kedua,  tentang kompetensi dan regulasi keselamatan di industri migas, nara sumber dari Direktorat Jenderal Migas, Medco Energi, dan Pertamina Refinery Unit VI.

Kepala PPSDM Migas menambahkan, sekema sertifikasi sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku,  dan uji kompetensi ini dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan lapangan dan pasar kerja industri migas, pungkasnya.

Suarabaru.id/Wahono